MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN HORMON ASAM ABSISAT


MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN
HORMON ASAM ABSISAT
DOSEN PENGAMPU : Dr. SITI SUNARIYATI, M.Si











DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : IV (EMPAT)  
KELAS : A

DITO DWI SUMARSONO                        ACD 115 038
ALI MUNIR                                                 ACD 115 047
MUHAMMAD FAISAL                             ACD 115 072
SONDANG WAHYUNI SIJABAT           ACD 115 074
(KAKA TINGKAT)                                    ACD 114 0










PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
TAHUN 2018


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana dengan rahmat dan karunia-Nya penulis telah diberikan kesehatan dan kesempatan, sehingga dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan judul “Makalah fisiologi tumbuhan Hormon Asam Absisat”. Makalah ini penulis susun dengan maksud untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti mata kuliah Fisiologi Tumbuhan. Yang di bimbing oleh ibu Dr. Siti Sunariyati, M.Si.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu.       
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari pengharapan dan kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penulis pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari terutama dari pembaca dan pengguna makalah ini. Adanya kritikan dan saran yang membangun ini, akan dapat melengkapi makalah ini di masa mendatang. Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan ridha-Nya kepada kita semua. Amin Yarabbal `alamin.

Palangkaraya,      April 2018


Penulis












DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI  ............................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR  ................................................................................................. iii
 

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
1.2. Batasan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Sintesis Asam Absisat .................................................................... 3
2.2. Fungsi Asam Absisat .............................................................................................. 5
2.3. Letak Asam Absisat Pada Tumbuhan...................................................................... 6
2.4. Hubungan Asam Absisat dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan..... 7
2.5. Proses pembentukan dan cara kerja asam absisat oleh tumbuhan............................ 8
2.6. Peran Asam Absisat dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman.................. 10

BAB III. PENUTUP
3.1. Simpulan ................................................................................................................. 11
3.2. Saran........................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA








DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur kimia dari ABA


BAB I
PENDAHULUAN
1.4. Latar Belakang Masalah
Setiap tahapan kehidupan suatu tumbuhan sangat terlihat jelas sensitivitas dan responnya terhadap lingkungan. Suatu bagian tumbuhan dapat mengirim sinyal ke bagian yang lain. Sebagai contoh, kuncup terminal pada ujung suatu tunas mampu menekan pertumbuhan tunas aksiler yang bermeter-meter jauhnya. Salah satu sinyal yang paling penting tersebut adalah hormon.
Hormon merupakan sinyal kimia yang mengkoordinasi bagian-bagian suatu organisme. Karakteristik hormon adalah hanya dibutuhkan dalam konsentrasi yang sangat kecil untuk menginduksi perubahan besar dalam suatu organisme. Secara umum hormon mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan cara mempengaruhi pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel. Beberapa hormon juga memperantarai respon fisiologis jangka pendek tumbuhan terhadap stimulus lingkungan. Salah satu hormon tumbuhan adalah asam absisat. Berlainan dengan hormon tumbuhan lainnya, misalnya auksin, sitokinin dan giberilin, asam absisat berfungsi menghambat pertumbuhan suatu tumbuhan dan mengalami dormansi. Asam absisat juga menghambat pembelahan sel kambium pembuluh. Fungsi tersebut memungkinkan asam absisat untuk membantu mempersiapkan tumbuhan untuk menghadapi musim dingin dengan cara menghentikan pertumbuhan primer dan sekundernya. Selanjutnya dalam makalah ini akan dikaji tentang pengertian, sintesis, fungsi asam absisat serta hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Campbell, 2003).

1.2. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Pengertian dan Sintesis Asam Absisat ?
2.      Fungsi Asam Absisat ?
3.      Dimanakah Letak Asam Absisat Pada Tumbuhan ?
4.      Hubungan Asam Absisat dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan ?
5.      Bagaimana proses pembentukan dan cara kerja asam absisat oleh tumbuhan ?
6.      Apa saja peran Asam Absisat dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman ?

1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian, sintesis, fungsi dan hubungan asam absisat dengan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Sintesis Asam Absisat
Asam absisat (Abscisic Acid, ABA) merupakan seskuiterpenoid berkarbon 15 yang disintesis sebagian di kloroplas dan plastida lain melalui lintasan asam mevalonat. Biosintesis ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara tidak langsung melalui penguraian karotenoid tertentu yang ada di plastida. Kloroplas daun mengandung karotenoid yang menjadi bahan dasar ABA, sementara di akar, buah, embrio biji serta bagian tumbuhan tertentu lainnya, karotenoid penting berada di kromoplas lain, leukoplas atau proplastid. Semua reaksi yang membentuk xantoksin mungkin berlangsung di plastid, namun tahap berikutnya mungkin terjadi di suatu tempat di sitosol (Salisbury dan Ross, 1995).


 










Gambar 1. Struktur kimia dari ABA (Taiz and Zeiger, 2002).

Karotenoid violaxantin dengan konfigurasi trans pada semua ikatan rangkap, oleh suatu enzim diubah menjadi 9-cis violaxantin yang mempunyai konfigurasi cis yang sama dengan ABA pada karbon 2 dan 3. Selanjutnya, 9-cis violaxantin akan teroksidasi oleh O2 dan pecah, melepaskan senyawa atau beberapa senyawa yang belum dikenal (dengan total 25 karbon) dan xantoksin yaitu epoksida berkarbon 15 dengan struktur serupa dengan ABA. Xantoksin diubah menjadi ABA aldehid dengan membuka cincin epoksida dan dengan oksidasi (oleh NADP+ atau NAD+ ) gugus hidroksil cincin menjadi gugus keto. Akhirnya gugus aldehid di rantai samping ABA aldehid dioksidasi menjadi gugus karboksil ABA. Yang menarik, oksidasi terakhir ini hampir dipastikan membutuhkan koenzim yang mengandung molibdenum yang menunjukkan adanya fungsi penting lain dari molibdenum bagi tumbuhan (Salisbury dan Ross, 1995).  

http://htmlimg3.scribdassets.com/1sde7lrwe820hw6v/images/12-201e7321f3.jpg
http://htmlimg4.scribdassets.com/1sde7lrwe820hw6v/images/13-ee65ac0c1a.jpg

ABA dapat dinonaktifkan dengan dua cara. Pertama dengan penempelan glukosa pada gugus karboksilnya membentuk ester ABA-glukosa. Ester ini tampaknya hanya terdapat di vakuola. Proses penonaktifan ini juga terjadi pada auksin, giberilin dan sitokinin. Proses penonaktifan lainnya ialah oksidasi dengan O2 membentuk asam faseat dan asam dihidrofaseat. ABA diangkut dengan mudah dalam xilem dan floem dan juga dalam sel parenkim, biasanya tak ada polaritas, sehingga pergerakan ABA dalam tumbuhan serupa dengan pergerakan giberilin (Salisbury dan Ross, 1995).   

2.2. Fungsi Asam Absisat
Beberapa fungsi dari asam absisat (ABA) dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.    ABA menginduksi penutupan stomata
Kandungan ABA dalam daun monokotil dan dikotil meningkat beberapa kali lipat jika daun mengalami keadaan rawan air, baik jika daun dipisahkan dari akarnya taupun tidak. Diketahui pula bahwa akar yang mengalami rawan air juga membentuk ABA lebih banyak dan bahwa ABA ini diangkut melalui xilem menuju daun dan menutup stomata. ABA y ang dipasok oleh akar sebagian besar berasal dari ujung akar dangkal yang mengalami rawan air dan ABA berlaku sebagai isyarat bagi daun jika air tanah mulai habis. Stomata menutup sebagai respon terhadap ABA yang berasal dari akar atau daun, sehingga terlindung dari kekeringan. ABA menyebabkan stomata menutup dengan menghambat pompa proton yang kerjanya bergantung pada ATP di membran plasma sel penjaga. Pompa ini biasanya mengangkut proton keluar dari sel penjaga, dan menyebabkan terjadinya aliran masuk cepat dan penimbunan K+, kemudian terjadi penyerapan air secara osmotik serta pembukaan stomata. Namun, ABA yang bekerja di ruang bebas pada permukaan luar membran plasma sel penjaga membatasi masuknya K+ , sehingga K+  dan air merembes keluar, turgor berkurang dan stomata menutup (Salisbury dan Ross, 1995).

b.     ABA melindungi terhadap keadaan rawan garam dan rawan dingin
Tingkat ABA naik bukan hanya ketika tumbuhan mengalami tekanan akibat pasokan air yang tidak mencukupi, tapi juga akibat tanah bergaram, suhu dingin, suhu beku dan suhu tinggi. Rawan garam menyebabkan terbentuknya beberapa protein baru, khususnya protein berbobot molekul rendah yaitu osmotin (Salisbury dan Ross, 1995).

c.    ABA menghambat pertumbuhan embrio pada permulaan dormansi biji
Tahapan dalam kehidupan tumbuhan yang menguntungkan jika pertumbuhan dihentikan adalah pada saat permulaan dormansi biji dan ABA bertindak sebagai penghambat pertumbuhan. Akan berkecambah jika ABA dihambat dengan cara membuatnya tidak aktif, membuangnya atau dengan peningkatan aktivitas giberilin (Campbell, 2003). ABA eksogen merupakan penghambat kuat bagi perkecambahan biji. Ketika dormansi berakhir, oleh suatu keadaan lingkungan misalnya cahaya dan suhu rendah, ABA akan menurun dan biji dapat berkecambah.

d.   ABA mempengaruhi pengguguran daun
Semula ABA disebut sebagai penyebab penguguran daun. Namun, sejak terbukti bahwa ABA menstimulasi penguguran organ hanya pada beberapa spesies tumbuhan saja dan bahwa hormon utama yang menyebabkan penguguran adalah etilen. Di sisi lain, ABA jelas terlibat dalam pelayuan daun, dan melalui hal ini secara tidak langsung meningkatkan pembentukan dan stimulasi etilen (Taiz and Zeiger, 2002).

2.3. Letak Asam Absisat dan Transpornya pada Tanaman
Tempat produksi atau lokasi hormon asam absisat pada tumbuhan yaitu di daun, batang, akar dan buah hijau. Fungsi utama asam absisat yaitu menghambat pertumbuhan, menutup stomata selama kekurangan air, menghambat pemutusan dormansi.
Pada daun, ABA berada pada 3 bagian sel yang berbeda, yakni : (1) pada sitosol, dimana  disintesis, (2) pada kloroplas dimana ABA diakumulasikan, dan (3) pada dinding sel. Para ahli fisiologi berpendapat bahwa ABA dapat merangsang penutupan stomata adalah ABA yang berada pada dinding sel. ABA pada dinding sel ini berasal dari  sel-sel mesofil daun tempat di mana ABA ini disintesis.
Asam Absisat diangkut oleh tumbuhan secara alami melalui xilem floem dan parenkim baik itu naik atau turun, proses pengangkutan menuju daun dalam penutupan stomata dari akar menuju floem yang dekonsentrasi pada daun yang dapat dipengaruhi oleh tingkat kegaraman yang tinggi. Begitupun dari daun menuju akar dan menuju batang dalam penghambatan penambahan panjang dan lebar batang pada tanaman.



2.4.Hubungan Asam Absisat dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
ABA berperan utama dalam mengatur permulaan dan pemeliharaan dormansi pucuk dan biji serta respon tumbuhan terhadap stres. Selain itu ABA juga mempengaruhi berbagai aspek lain pada perkembangan tumbuhan, dengan berinteraksi (biasanya secara berlawanan) dengan auksin, sitokinin, giberilin dan etilen (Taiz and Zeiger, 2002). Salah satu aspek tersebut adalah pada perkembangan biji (embriogenesis).
Perkembangan embrio dapat dibagi dalam tiga fase utama yaitu:
(1)   Fase pertama, yang ditandai dengan pembelahan sel dan jaringan, zigot mengalami embriogenesis dan proliferasi jaringan endosperm.
(2)   Fase kedua, pembelahan sel berhenti dan terjadi penimbunan senyawa (cadangan makanan).
(3)   Fase ketiga, embrio menjadi toleran terhadap pengeringan dan biji menjadi kering (kehilangan 90% air). Sebagai konsekuensi dari pengeringan, metabolisme berhenti dan biji memasuki masa istirahat. Berbeda dengan biji yang mengalami dormansi, biji yang istirahat akan berkecambah jika terkena air.
Dua fase terakhir menghasilkan biji yang aktif dengan sumber yang memadai untuk mendukung perkecambahan dan tahan hingga berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun sebelum memulai lagi perkecambahan. Secara khas, kandungan ABA pada biji sangat rendah di awal embriogenesis, dan kemudian berangsur-angsur menurun hingga biji menjadi matang (Taiz and Zeiger, 2002).
Menurut Quatrano (1987), ABA endogen sangat berkaitan dengan pembentukan awal lintasan pematangan normal dan dengan penghambatan perkecambahan dini. Selanjutnya, pada banyak spesies ABA eksogen dapat menyebabkan atau mempercepat pembentukan beberapa protein sebagai cadangan makanan yang khusus dalam embrio yang dibiakkan. Bukti tersebut menunjukkan bahwa peningkatan taraf ABA secara normal pada awal dan pertengahan fase perkembangan biji dapat mengatur penimbunan protein cadangan (Salisbury dan Ross, 1995).



2.5. Pembentukan Asam Absisat pada Tumbuhan dan Cara Kerjanya
Hormon Asam Absisat pada tumbuhan dapat diperoleh dengan cara alami melaui proses di dalam tumbuhan itu sendiri (endogen) dan melalui pemberian dari luar oleh campur tangan manusia (eksogen). Namun secara alami tumbuhan dapat menghasilkan hormon Asam Absisat di dalam tubuhnya walaupun tidak dalam jumlah yang besar dengan beberapa proses yaitu :
1.         Biosintesis/pembentukan ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara  tak langsung melalui peruraian karotenoid (zat warna merah, kuning dan Orange) tertentu (40 karbon) yang ada di plastid.  ABA pergerakannya dalam tumbuhan sama dengan pergerakan giberelin yaitu dapat diangkut secara mudah melalui xilem floem dan juga sel-sel parenkim di luar berkas pembuluh. 
2.         Rangkaian pose secara kimia, yaitu
a.        Jalur Asam mevalonat : Asam mevalonat → farnesylpyrofosfat → ABA
b.        Jalur Violaxanthin : Violaxanthin → Xanthoxin → ABA  -  Cahaya

Secara non-alami, Asam Absisat diperoleh melalui pemberian dari luar tubuh baik itu Asam Absisat Sintetik maupun yang diekstrak dari tumbuhan lain, misalnya Alga.
Cara kerja dari asam absisat ini seperti merangsang penutupan stomata pada waktu kekurangan air, mempertahankan dormansi dan biasanya terdapat di daun, batang, akar, buah berwarna hijau. Pengangkutan hormon ABA dapat terjadi baik di xilem maupun floem dan arah pergerakannya bisa naik atau turun. Transportasi ABA dari floem menuju ke daun dapat dirangsang oleh salinitas (kegaraman tinggi).
Pada tumbuhan tertentu, terdapat perbedaan transportasi ABA dalam siklus hidupnya. Daun muda memerlukan ABA dari xilem dan floem, sedangkan daun dewasa merupakan sumber dari ABA dan dapat ditranspor ke luar daun.
Daun dan buah pada tumbuhan dapat menjadi rontok karena adanya pengaruh kerja hormon Asam Absisat (ABA). hormon ini menghambat pertumbuhan dan pembelahan sel. karena itu, jika hormon ini bekerja, proses yag terjadi di dalam sel akan berkurang dan kelamaan akan berhenti. berhentinya aktivitas sel, berarti juga berhentinya asupan nutrisi ke dalam sel tumbuhan tersebut, sehingga, bagian tumbuhan seperti daun akan kekurangan nutrisi, dan kering karena penguapan terus terjadi, namun tidak ada asupan air, dan kelamaan daun akan rontok.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVn1rlklLfa2qlimHQkRmYD89VKEjd2zcZw4JK97dibR3POEGmbvgHWqbb70BICYrZWHrDooa0xf9CvgDIZ2DYZcsmztjAFMwdVjvcK-ZNDT_10u-1u7IB7l01kkt574iNvYb7d2LQOZqg/s400/tdghjvfgxsnbhuedghv.jpg

Gambar : Tumbuhan kekeringan tanpa asam absisat (atas) dan cambah (A) yang tumbuh cepat dengan ditiadakannya asam absisat (bawah)

Hormon ini dapat menutup stomata pada daun dengan menurunkan tekanan osmotik dalam sel dan menyebabkan sel turgor. Akibatnya, cairan tanaman hilang yang disebabkan oleh transpirasi melalui stomata dapat dicegah. ABA juga mencegah kehilangan air dari tanaman dengan membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin. Selain itu, ABA juga dapat menstimulasi pengambilan air melalui akar. Selain untuk menghadapi kekeringan, ABA juga berfungsi dalam menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam atau salinitas yang tinggi. Peningkatan konsentrasi ABA pada daun dapat diinduksi oleh konsentrasi garam yang tinggi pada akar.. Dalam menghadapi musim dingin, ABA akan menghentikan pertumbuhan primer dan sekunder. Hormon yang dihasilkan pada tunas terminal ini akan memperlambat pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun menjadi sisik yang berfungsi melindungi tunas dorman selama musim dingin. ABA juga akan menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.
Terdapat beberapa kondisi Dimana hormon Asm Absisat terbentuk pada bagian tumbuhan, diantaranya pada daun, tumbuhan yang mengalami cekaman air : (kekeringan); konsentrasi ABA naik sampai lebih  dari 50 kalinya hanya dalam waktu 4-8 jam (400 ng per g berat basah); sebagai respon dari  meningkatkan laju biosintesisnya. Namun jika tumbuhan diberi air kembali; konsentrasi ABA turun sampai  ke konsentrasi sebelum cekaman dalam waktu 4-8 jam; sebagai respon menurunnya laju biosintesis.
Biji yang sedang berkembang  konsentrasi ABA sangat tinggi (100 x) ; lalu semakin menurun  seiring dengan semakin dewasanya biji karena tumbuhan sudah semakin kuat dan dapat menghasilkan makanan dalam jumlah besar serta penyerapan air yang lebih optimal melalui akar.

2.6. Kegunaan Asam Absisat bagi Tumbuhan
            Seperti yang telah dijelaskan diatas, hormon Asam Absisat berfungsi dalam menghambat pertumbuhan, hal ini dilakukan untuk membantu tumbuhan untuk bertahan dalam kondisi yang sulit, sehingga hormon absisat hanya diproduksi jika tumbuhan mengalamai kondisi seperti kekurangan air, pada musim dingin, musim kering, dan musim gugur sehingga terjadi proses-proses untuk menghambat pertumbuhan. Secara Keseluruhan, Asam Absisat berfungsi dalam :
1.         Secara fisiologis berfungsi dalam Pengaturan perkecambahan biji, Mendorong sintesis protein simpanan, Mengurangi efek kekurangan air, Peristiwa absisi, Dormansi tunas, Memacu transpor fotosintat yang sedang berkembang
2.         Dormansi tunas
3.         Menghambat perkecambahan biji
4.         Mempengaruhi pembungaan tanaman
5.         Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian
6.         Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi
7.         Untuk maturasi biji dan menjaga biji agar berkecambah di musim yang diinginkan
8.         Untuk menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar garam atau salinitas yang tinggi  
9.         Menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun simpulan dari makalah ini adalah:
1.         Hormon merupakan sinyal kimia yang mengkoordinasi bagian-bagian suatu organisme.
2.         Asam Absisat adalah senyawa yang bersifat inhibitor (penghambat) yang cara kerjanya berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin.
3.         Hormon Asam Absisat terletak di bagian daun, akar dan batang tumbuhan, dan di transportasi melalui xilem dan floem baik itu secara menurun maupun menaik.
4.         Secara keseluruhan, hormon Asam Absisat memicu terjadinya penutupan stomata untuk mengurangi penguapan dengan pengakumulasian hormon asam absisat di bagian daun begitupun dalam penghambatan pertumbuhan batang dengan akumulasi asam absisat pada bagian batang.
5.         Secara keseluruhan, Asam Absisat berfungsi dalam menghambat pertumbuhan baik du penutupan stomata, formasi biji dan cambah maupun penghentian pertumbuhan tanaman di dalam masa-masa yang sulit.


3.2. Saran
          Semoga malakah ini dapat menjadi referensi bagi pembelajaran mata kuliah fisiologi tumbuhan, serta penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat memberi semangat membangun agar dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Admin, 2009. Hormon ABA (Asam Absisat), http://wawan-junaidi.blogspot.com,
         Diakses 19 April  2018
Biologi itu Mudah, 2012. Absisin Acid-ABA-Asam Absisat, http://biologigonz.
         blogspot.com. Diakses 19 April 2018
Campbell, Neil. A. 2003. Biologi. Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Emanuel, A.P.,1997. Biologi. Jakarta: PT Galaxy Puspa Mega.
Salisbury, Frank. B dan Cleon, W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. Bandung: ITB.
Taiz, Lincoln and Eduardo Zeiger. 2002. Plant Physiology. Third Edition. Sunderland: Sinauer Associates.
           

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Prinsip Keprasahajaan Hidup dalam Pramuka

Komponen Kimiawi Sel Retikulum Endoplasma

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENYERAPAN AIR OLEH BIJI YANG BERKECAMBAH