LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENYERAPAN AIR OLEH BIJI YANG BERKECAMBAH
LAPORAN
LENGKAP PRAKTIKUM
FISIOLOGI
TUMBUHAN
TOPIK : PENYERAPAN AIR OLEH BIJI YANG BERKECAMBAH
Disusun
Oleh :
Nama : Muhammad Faisal
NIM : ACD 115 072
Kelas : A
Kelompok : IX (Sembilan)
Praktikum
Ke- : VII (Tujuh)
Hari/Tanggal : Jumat/ 6 April 2018
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PALANGKA RAYA
2018
I.
Topik :
Penyerapan air oleh biji yang berkecambah
II.
Tujuan :
Mengetahui kecepatan imbibisi biji yang direndam dalam air.
III.
Dasar Teori :
Imbibisi adalah penyerapan air (absorbsi) oleh
benda-benda yangpadat (solid) atau agak padat (semi solid) karena benda-benda
tersebut mempunyai suatu zat penyusun dari bahan yang berupa koloid. Ada banyak
hal yang merupakan proses penyerapan air yang terjadi pada makhluk hidup,
misalnya penyerapan air dari dalam tanha oleh akar tanaman. Namun, penyerapan
yang dimaksudkan disini yaitu penyerapan air oleh biji kering.
Hal ini juga banyak kita jumpai dikehidupan kita
sehari-hari yaitu pada proses pembibitan tanaman padi, pembuatan kecambah
tauge, biji kacang hijau terlebih dahulu direndam dengan air. Pada peristiwa
perendaman inilah terjadi proses imbibisi oleh kulit biji tanaman tersebut.
Tidak hanya itu, proses imbibisi juga memiliki kecepatan penyerapan air yang
berbeda-beda untuk setiap biiji tanaman (Rezky, 2011).
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan
pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat
rendah (misal ganggang) penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya
dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi (misal
spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri
dari xilem dan floem (Rezky, 2011).
Biji adalah ovule yang dewasa.Terbentuk satu atau
lebih di dalam satu ovari pada legume,tapi tidak pernah lebih dari satu biji
terbentuk dalam ovari pada monokotil. Setiap biji matang selalu terdiri paling
kurang dua bagian,yaitu: embrio dan kulit biji (Seed coat atau testa). Kulit
biji terbentuk dari integumen (satu atau lebih) dari ovule. Pada legume umumnya
terdapat dua lapis kulit biji. Lapisan sebelah dalam tipis dan lunak, sedangkan
lapisan sebelah luar tebal dan keras fungsinya sebagai lapisan proteksi
terhadap suhu, penyakit dan sentuhan mekanis. Setiap biji yang sangat muda dan
sedang tumbuh, selalu terdri atas tiga bagian yaitu embrio, kulit biji (seed
coat), dan endosperm. Endosperm yaitu suatu jaringan penyimpanan makanan
cadangan (storage tissue) yang mana diserap oleh embryo sebelum atau selama
perkecambahan biji dan selalu terdapat di dalam biji yang sangat muda. Pada
legumes (kacang-kacangan), biji mempunyai 2 kotiledon tanpa endosperm. Kulit
biji pada legume pada umumnya mudah dilepaskan dari biji setelah perendaman
dengan air panas sehingga terlihat seluruh biji atau embryo (Gardiner, 1991).
Kadar air benih merupakan salah satu faktor penting
yang mempengaruhi daya simpan benih. Jika kadar air benih terlalu tinggi dapat
memacu respirasi dan berbagai cendawan dapat tumbuh. Umumnya pada tanaman
legume dan padi-padian, ovule atau tepatnya embryo sac yang sedang mengalami
pembuahan mempunyai kadar air kira-kira 80 % dalam bebarapa hari kemudian kadar
air ini meningkat sampai kira-kira 85% lalu pelan-pelan menurun secara teratur.
Dekat kepada waktu masak kadar air ini menurun dengan cepat sampei kira-kira
20% pada biji tanaman sereallia,setelah tercapai berat kering maximum dari pada
biji,kadar air tersebut agak konstan sekitar 20% tetapi sedikit naik terun
seimbang dengan keadaan lingkungan di lapangan (Sasmitamihardja, 1996).
Menurut Anonimb (2011), faktor yang mempengaruhi
kecepatan penyerapan air oleh Biji adalah:
- Permeabilitas kulit atau membran biji,
- Konsentrasi air, karena air masuk secara difusi (dari konsentrasi rendah ke tinggi), maka konsentrasi larutan di luar biji tidak lebih pekat dari dalam biji.
- Suhu air, Suhu air tinggi=energi meningkat, difusi air meningkat sehingga kecepatan penyerapan tinggi
- Tekanan hidrostatik, ketika volume air dalam membrane biji telah sampai pada batas tertentu, akan timbul tekanan hidrostatik yang mendorong ke luar biji, sehingga kecepatan penyerapan air menurun.
- Luas permukaan biji yang kontak dengan air, Berbanding lurus dengan kecepatan penyerapan air
- Daya intermolekuler, makin rapat molekul-molekulnya, makin sulit air diserap oleh biji
- Spesies dan varietas, Berhubungan dengan faktor genetik yang menentukan susunan kulit biji
- Tingkat kemasakan, biji makin masak, kandungan air berkurang, kecepatan penyerapan air meningkat
- Komposisi kimia biji
- Umur, Berhubungan dengan lama penyimpanan makin lama disimpan, makin sulit menyerap air.
IV.
Alat Dan Bahan
a. Alat
No.
|
Nama
Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Timbangan
|
1
Buah
|
2.
|
Gelas
Beaker
|
5
Buah
|
3.
|
ATK
|
1
Set
|
4.
|
Penjepit/Pinset
|
1
Buah
|
5.
|
Piring
Plastik
|
5
Buah
|
b. Bahan
No.
|
Nama
Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Biji Kacang Hijau ( Phaseolus vulgaris )
|
25 Butir
|
2.
|
Biji Kacang Kedelai ( Glycine max )
|
25 Butir
|
3.
|
Aquades
|
Secukupnya
|
4.
|
Tisuee
|
Secukupnya
|
5.
|
Alumunium Foil
|
Secukupnya
|
V.
Prosedur Kegiatan
- Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan.
- Mengambil secara random 25 biji kacang hijau dan 25 biji kacang kedelai, kemudian menimbangnya.
- Merendam 25 biji kacang hijau dan 25 biji kacang kedelai dalam gelas beaker selama 1, 3, 6, 9, 12 dan 24 jam.
- Mengeluarkan biji dari gelas beaker dan meletakkan dalam tisuee hingga air yang menempel terserap.
- Menimbang dan menentukan berat 25 biji kacang hijau dan 25 biji kacang kedelai.
- Melakukan beberapa kali hingga diperoleh berat yang tidak bertambah lagi.
- Mencatat hasilnya dalam laporan sementara dan membuat grafik yang menunjukkan hubungan antara waktu perendaman dan air yang diserap.
VI.
Hasil Pengamatan
a. Tabel
hasil pengamatan
Bahan
|
Perlakuan
Ke 0 (Jam 08.30) gr.
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
|
Kacang
Hijau
|
0,356
|
0,350
|
0,349
|
0,272
|
0,301
|
Kacang
Kedelai
|
0,949
|
0,960
|
0,939
|
1,009
|
0,949
|
Bahan
|
Perlakuan
Ke 1 (Jam 09.30) gr.
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
|
Kacang
Hijau
|
0,365
|
||||
Kacang
Kedelai
|
|||||
Bahan
|
Perlakuan
Ke 2 (Jam 11.30) gr.
|
||||
Kacang
Hijau
|
|||||
Kacang
Kedelai
|
|||||
Bahan
|
Perlakuan
Ke 3 (Jam 14.30) gr.
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
|
Kacang
Hijau
|
|||||
Kacang
Kedelai
|
|||||
Bahan
|
Perlakuan
Ke 4 (Jam 17.30) gr.
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
|
Kacang
Hijau
|
|||||
Kacang
Kedelai
|
|||||
Bahan
|
Perlakuan
Ke 5 (Jam 20.30) gr.
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
|
Kacang
Hijau
|
|||||
Kacang
Kedelai
|
|||||
Bahan
|
Perlakuan
Ke 6 (Jam 08.30) gr.
|
||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
|
Kacang
Hijau
|
|||||
Kacang
Kedelai
|
b. Grafik
hasil pengamatan
VII. Pembahasan
VIII. Diskusi
1. Dengan
cara apa air di serap oleh biji? Dan jelaskan bagaimana mekanisme penyerapan
tersebut !
2. Diantara
kedua biji yang saudara amati manakah yang paling banyak menyerap air dan
jelaskan apa alasannya !
Jawaban :
1.
Dengan cara..........
2.
Biji apa yok.....
IX.
Kesimpulan
Kecepatan imbibisi biji kering yang di rendam air
dapat meningkat dan dapat menurun. Biji dalam menyerap air memiliki tingkat
kejenuhan, ketika biji tersebut mencapai titik jenuh maka air yang masuk tidak
lagi bertambah melainkan tetap pada keadaan semula. Hal tersebut dipengaruhi
dari berbagai factor seperti tekanan hydrostatis, ketika volume air dalam
membrane biji telah sampai pada batas tertentu, akan timbul tekanan hidrostatik
yang mendorong ke luar biji, sehingga kecepatan penyerapan air menurun.
X.
Saran
1. Praktikan
sebaiknya bersungguh-sungguh dalam menjalani praktikum fisiologi tumbuhan, agar
diperoleh ilmu yang optimum berdasarkan hasil pengamatan, dan dapat menguji
teori dari perkuliahan.
2. Kakak
asisten sebaiknya membimbing praktikan dengan sepenuh hati dan memberikan
penjelasan-penjalasan yang berkaitan dengan praktikum yang sedang dijalani,
sehingga terjadi transfer ilmu secara tidak langsung.
XI.
Daftar Pustaka
Anonima. 2011. Perkecambahan Biji. Belantara kreatif
.blogspot. com/2009/ 11/Biji. html - 53k-.
Anonimb. 2009. Biji .http://www.rsc.org/Biji/chemistryworld. com.
Gardiner. Franklin P, dkk. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia UI Press.
Resky, Andi. 2011. Laporan Praktikum Imbibisi.
Salisbury, Frank B, dkk. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB Bandung.
Sasmitamihardja, D; Arbayati, S. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB. Laporan Fisiologi Tumbuhan
Anonimb. 2009. Biji .http://www.rsc.org/Biji/chemistryworld. com.
Gardiner. Franklin P, dkk. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia UI Press.
Resky, Andi. 2011. Laporan Praktikum Imbibisi.
Salisbury, Frank B, dkk. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB Bandung.
Sasmitamihardja, D; Arbayati, S. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB. Laporan Fisiologi Tumbuhan
Comments
Post a Comment