LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENGARUH SUHU TERHADAP AKTIVITAS ENZIM AMILASE
LAPORAN
LENGKAP PRAKTIKUM
TOPIK : PENGARUH SUHU TERHADAP AKTIVITAS ENZIM AMILASE
Disusun
Oleh :
Nama : Muhammad Faisal
NIM : ACD 115 072
Kelas : A
Kelompok : IX (Sembilan)
Praktikum
Ke- : VI (Enam)
Hari/Tanggal : Jumat/ 13 April 2018
Asisten
Praktikum : Masitah, S.Pd
Sandro Prakasa Dawid, S.Pd
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PALANGKA RAYA
2018
I.
Topik :
Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim amilase.
II.
Tujuan :
Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kerja enzim amilase dalam
penguraian amilum.
III.
Dasar
Teori :
Enzim adalah biomolekul
berupa protein yang khusus disintesa
oleh sel hidup untuk mengkatalisa reaksi yang langsung didalamnya. Oleh karena
itu reaksi itu banyak sekali, maka biokatalisator yang membentuk jumlah maupun
jenisnya tak terhitung banyaknya (Dartius, 1991).
Enzim tersusun atas protein, oleh karena itu
pengaruh pH berhubungan erat dengan sifat asam-basa yang dipunyai oleh protein.
Pengaruh reaksi sebagian besar naik, dengan kenaikan suhu sampai batas
tertentu. Setiap naik 100C kecepatan reaksinya naik dua kali. Suhu
mempunyai dua pengaruh yang saling berlawanan terhadap aktivitas enzim.
Pertambahan suhu akan menaikkan aktivitas enzim, sebaliknya juga akan
mendenaturasi enzim (Dwijoseputro, 1983).
Enzim dapat ditemukan baik pada hewan maupun pada tumbuhan. Salah satu
enzim yang ditemukan di dalam tumbuhan adalah amilase. Amilase adalah enzim
yang dapat menghidrolisis amilum menjadi glukosa (Filter, 1991).
Menurut
Sasmitamiharja(1996), komponen enzim ada tiga yaitu:
a.
Kafaktor
b.
Koenzim
c.
Prostestik
Enzim dapat mempercepat reaksi tapi tidak ikut bereaksi. Hal ini berarti
enzim tidak diperlukan jumlah banyak. Dalam jumlah sedikit saja enzim telah
dapat menyelenggarakan suatu perubahan yang beribu-ribu kali lebih berat dari
melekulnya sendiri.
a.
Enzim bekerja secara spesifik
b.
Enzim berupa koloid
c.
Enzim dapat bereaksi dengan subtract asam maupun basa.
d.
Enzim bersifat termolabil atau tidak panas.
e.
Enzim bekerja bersifat bolak-balik(irreversible)
Selama enzim memiliki sifat-sifat di atas, enzim juga di pengaruhi oleh
faktor-faktor sebagai berikut:
a.
Suhu(tempratur) yaitu semakin tinggi suhu semakin
besar aktifitas enzim .
b.
pH derajat keasaman) yaitu pH optimum enzim dapat bersifat
basa atau asam.
c.
Konsentrasi enzim dan subtract yaitu berbanding lurus
dengan kecepatan reaksi.
d.
Zat-zat penggiat (aktifator) yaitu garam-garam yang
mengandung taksa (Hg) dan sianida (Cn) dapat menghambat kerja enzim.
Menurut
Poedjiadi (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim:
a.
Konsentrasi enzim. Pada suatu konsentrasi substrat
tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
b.
Konsentrasi substrat. Dengan konsentrasi enzim yang
tetap, perubahan substrat akan menambah kecepatan reaksi.
c. Suhu. Kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi,
sehingga bagian aktifnya terganggu, akibatnya konsentrasi spesifik enzim
berkurang dan kecepatan reaksinya turun.
d.
Penagruh pH. Struktur ion enzim tergantung pada pH
lingkungannya, enzim dapat terbentuk ion(+) atau (-) atau bermuatan ganda
(switter ion). pH dapat menyebabkan proses denaturasi yang dapat mengakibatkan
menurunnya aktivitas enzim.
e.
Pengaruh inhibitor. Dapat berupa hambatan
inversibelyang disebabkan oleh terjadinya estruksi atau modifikasi sebuah gugus
fungsi atau lebih, yang terdapat pada molekul enzim. Hambatan reversibel dapat
berupa hambatan bersaing dan tak bersaing.
IV.
Alat
Dan Bahan
a. Alat
No.
|
Nama
Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Timbangan
Neraca Analitik
|
1
Buah
|
2.
|
Beaker
Glass
|
3
Buah
|
3.
|
Kakitiga
dan Kasa
|
1
Buah
|
4.
|
Lampu
Spritus
|
1
Buah
|
5.
|
Termometer
Batang
|
1
Buah
|
6.
|
Mortar
dan Pastle
|
1
Buah
|
7.
|
Pipet
|
1
Buah
|
8.
|
Tabung
Reaksi
|
3
Buah
|
9.
|
Gelas
Ukur
|
1
Buah
|
10.
|
Penjepit
Tabung Reaksi
|
1
Buah
|
11.
|
Sentrifuge
|
1
Buah
|
12.
|
Tabung
Sentrifuge
|
1
Buah
|
13.
|
ATK
|
1
Set
|
14.
|
Hot
Plat
|
1
Buah
|
15.
|
Handphone
|
1
Buah
|
b. Bahan
No.
|
Nama
Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Kecambah Biji
Kacang Hijau (Vigna radiata)
|
20 gram
|
2.
|
Es Batu
|
1 Buah
|
3.
|
Aquades
|
Secukupnya
|
4.
|
Tisuee
|
Secukupnya
|
5.
|
Amilum (Tepung
terigu)
|
0,5 %
|
6.
|
Kain Kasa
|
Secukupnya
|
7.
|
Benedict
|
Secukupnya
|
V.
Prosedur
Kegiatan
1.
Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan
dalam praktikum.
2.
Menghaluskan 20 gr kecambah kacang hijau dengan
menggunakan mortar dan pastle.
3.
Menambahkan 25 ml aquades kedalam halusan kecambah
kedelai dan mengaduknya hingga homogen.
4.
Menyaring halusan kecambah yang telah di beri aquades
menggunakan kain kasa hingga terpisah air dan ampasnya.
5.
Meletakan air kecambah ke dalam tabung centrifuge dan
di cenrtifuge selama 15 menit.
6.
Membuat larutan amilum 0,5% dari tepung terigu yang
telah dimasak.
7.
Menyediakan 3 tabung reaksi dan telah diberi label dan
diberi kode A, B dan C.
8.
Pada tabung reaksi label A, memberikan perlakuan
diberi dengan larutan 2 ml larutan amilum dan menambahkan 10 tetes supernatan
kecambah kacang hijau lalu mengocoknya.
9.
Menambahkan 4 tetes benedict, lalu memanaskannya
dengan pemanas api spritus. Kemudian diamati sesudah di tetesi beneditc dan
sesudah dipanaskan.
10. Pada tabung
reaksi label B, memberikan perlakuan diberi dengan larutan amilum 2 ml dan
kemudian menambahkan supernatan sebanyak 10 tetes lalu mengocoknya hingga
homogen dan langsung memasukkan dalam penangas air selama 10 menit pada suhu 80oC.
Selanjutnya meneteskan 4 tetes benedict, dan panaskan kembali sampai beberapa
saat. mengamati perubahan warna sesudah di tetesi beneditc dan sesudah
dipanaskan.
11. Pada tabung
reaksi label C, memberikan perlakuan sama dengan perlakuan pada tabung reaksi
label B. Dan meletakan tabung reaksi pada suhu 4oC dalam rendaman
air es. Mengamati perubahan warna sesudah di tetesi beneditc dan sesudah
direndam dalam air es.
12. Membandingkan
warna larutan dalam ketiga tabung reaksi.
13. Membuat
hasil pengamatan di lembar kerja yang telah disiapkan.
14. Membersihkan
dan mengembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ketempat semula.
VI.
Hasil
Pengamatan
Tabel hasil pengamatan
Tabung
|
Hasil Pengamatan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|
Label A
|
Larutan
amilum 2 ml diberi 10 tetes Supernatan
yang kemudian diberi 4 tetes benedict berubah warna dari putih menjadi (Biru
Muda)
|
Setelah
larutan di dalam tabung di panaskan diatas api spritus selama beberapa saat
warna berubah dari biru muda menjadi (Kuning Muda)
|
Label B
|
Larutan amilum 2 ml
diberi 10 tetes Supernatan yang kemudian diberi 4 tetes benedict dan
diapanaskan dalam penangas air 80oC selama 10 menit warna dari
putih menjadi (Biru Muda)
|
Setelah
larutan yang berada di dalam tabung dipanaskan kembali di penangas air selama
beberapa saat laurtan berubah warna dari biru muda menjadi (Kuning Pekat)
|
Label C
|
Larutan
amilum 2 ml diberi 10 tetes Supernatan
yang kemudian diberi 4 tetes benedict dan diapanaskan dalam penangas air 80oC
selama 10 menit warna dari putih menjadi (Biru Muda)
|
Setelah
larutan yang berada di dalam tabung di rendam di dalam air es selama beberapa
saat larutan di dalam tabung tetap (Berwarna biru dengan adanya endapan yang
berwarna putih)
|
VII.
Pembahasan
Berdasarkan hasil
pengamatan dari percobaan
VIII.
Diskusi
1. Pada
bagian manakah dari tumbuhan terdapat enzim amilase ?
2. Jelaskan
kerja enzim amilase ?
3. Pada
suhu berapakah enzim amilase dapat bekerja secara optimum ? Jelaskan !
4. Jelaskan
pengaruh penambahan dan penurunan suhu terhadap kerja enzim amilase dalam
percobaan ini !
Jawaban :
1.
Dengan
IX.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa
X.
Saran
Praktikan
sebaiknya bersungguh-sungguh dalam menjalani praktikum fisiologi tumbuhan, agar
diperoleh ilmu yang optimum berdasarkan hasil pengamatan, dan dapat menguji
teori dari perkuliahan.
XI.
Daftar
Pustaka
Dartius.
1991. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. USU-Press. Medan.
Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991.
Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.
Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995.
Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM Press.
Yogyakarta.
Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi
Tumbuhan. ITB Press. Bandung.
Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. UGM Press.
Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, H.S. 1998.
Botani Umum. UGM Press. Yogyakarta.
Wilkins, M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.
XII.
Lampiran
·
Fotocopy laporan sementara
·
Grafik hasil pengamatan
·
Foto dokumentasi saat praktikum
·
Foto dokumentasi saat praktikum
Supernatan setelah ditetesi 4 tetes
benedict
|
Setelah dipanaskan dengan pembakar
spritus
|
Supernatan setelah ditetesi 4 tetes
benedict
|
Setelah direndam air panas 80oC
|
Supernatan setelah ditetesi 4 tetes
benedict
|
Setelah direndam di air ES
|
Comments
Post a Comment