Makalah Telaah Kurikulum II


MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

Salah satu tugas dari mata kuliah Telaah Kurikulum II yang dimbing
oleh dosen:

Bintang Suriyatno, S.Si, M.Pd


DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : XI (Sebelas)  
KELAS : A
1.         ROHMATUL KHAWASITIN                   (ACD 115 016)
2.       JOVIN                                                         (ACD 115 046)
3.         MUHAMMAD FAISAL                              (ACD 115 072)
4.         CHI CHI CAHYATI                                    (ACD 115 089)








PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
TAHUN 2018


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena hanyalah dengan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Model Pembelajaran Inkuiry. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat tugas Telaah kurikulum II 2018. Selain itu makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan penulis lainnya untuk menambah pengetahuan.
Dalam penulisan makalah ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai belah pihak sehingga akhirnya, penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhirnya dengan segenap kerendahan hati, penulis mengharapkan agar kiranya tulisan ini dapat menjadi salah satu bahan pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan. Penulis menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dari berbagai pihak agar tercapainya sebuah tulisan ilmiah yang bermanfaat.
Akhir kata, penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan, sengaja maupun tidak sengaja baik itu perkataan dan perbuatan yang kami lakukan selama kami menyelesaikan makalah ini.


Palangka Raya,  Maret 2018


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Inkuiri berasal dari kata to Inquire (inkuiri) yang berarti ikut serta atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.
Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah, diharapkan siswa berkembang secara utuh, baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh karena itu, dalam proses perencanaan pembelajaran guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, model pembelajaran Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analistis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

1.2.Rumusan Masalah

  1.  Apa pengertian dari model pembelajaran inquiry?
  2.  Apa karakteristik dari model pembelajaran inquiry?
  3. Bagaiamana langkah-langkah dalam model pembelajaran inquiry?
  4. Apa teknik dari model pembelajaran inquiry?
  5. Apa peran siswa dan guru dalam model pembelajaran inquiry?
  6.  Apa manfaat dari model pembelajaran inquiry?
  7. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari model pembelajaran inquiry?


1.3.Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari model pembelajaran inquiry
2.      Mengetahui karakteristik dari model pembelajaran inquiry
3.      Mengetahui bagaiamana langkah-langkah dalam model pembelajaran inquiry
4.      Mengetahui apa teknik dari model pembelajaran inquiry
5.      Mengetahui peran siswa dan guru dalam model pembelajaran inkuiry
6.      Mengetahui apa manfaat dari model pembelajaran inquiry
7.      Mengetahui apa saja keunggulan dan kelemahan dari model pembelajaran inquiry

1.4.Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengetahui tentang pembelajaran inquiry.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Model Pembelajaran Inquiry
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Model inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang menitikberatkan kepada aktifitas siswa dalam proses belajar. Pembelajaran dengan model inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richard Suchman tahun 1962 (Joyce, 2000). Ia menginginkan agar siswa bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian ia mengajarkan pada siswa mengenai prosedur dan menggunakan organisasi pengetahuan dan prinsip-prinsip umum. Siswa melakukan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisa data, sampai akhirnya siswa menemukan jawaban dari pertanyaan itu.Model inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Gulo, 2002:84).
Model inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
Kuslan Stone (Dahar,1991) mendefinisikan model inkuiri sebagai pengajaran di mana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas (Hamalik, 1991).
Wilson  (Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inkuiri adalah sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan perilaku. Inkuiri merupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan berpikir rasional (Bruce & Bruce, 1992). Senada dengan pendapat Bruce & Bruce , Cleaf (1991) menyatakan bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, yang mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan menemukan informasi. Proses tersebut sama dengan prosedur yang digunakan oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki masalah-masalah dan menemukan informasi.
Sementara itu, Trowbridge (1990) menjelaskan model inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut, Trowbridge mengatakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata lingkungan/suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.
Senada dengan pendapat Trowbridge, Amien (1987) dan Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses discovery, inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.
Model pembelajaran inquiry terbagi atas dua model, yaitu :
        a)      Inquiry Deduktif
Inkuiri deduktif adalah model inkuiri yang permasalahannya berasal dari guru. Siswa dalam inkuiri deduktif diminta untuk menentukan teori/konsep yang digunakan dalam proses pemecahan masalah.
        b)      Inquiry Induktif
Inkuiri induktif adalah model inkuiri yang penetapan masalahnya ditentukan sendiri oleh siswa sesuai dengan bahan/materi ajar yang akan dipelajari

  2.2. Karakteristik model pembelajaraninquiry
Menurut Muslich (2008), ada beberapa hal yang menjadi karakteristik atau  ciri-ciri utama pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut:
1.      Pembelajaran inquiry menekankan pada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pembelajaran inquiry menempatkan siswa sebagaisubjekbelajar.
2.      Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri sesuatu yang dipertanyakan sehingga dapat menumbuhkan sikap percayadiri (self belief).
3.      Membuka intelegensi siswa dan mengembangkan daya kreativitas siswa.
4.      Memberikan kebebasan pada siswa untuk berinisiatif dan bertindak.
5.      Mendorong siswa untuk berfikirintensif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
6.      Proses interaksi belajar mengajar mengarahkan pada perubahan dari teacher centered kepada student centered.

2.3. Langkah-langkah  Model Pembelajaran Inkuiri
Menurut Putrayasa (1984) langkah-langkah dalam model pembelajaran sebagai berikut.
1.       Tahap pertama (Menginformasikan tujuan pembelajaran)
Sebelum guru mengemukakan masalah yang akan dikerjakan siswa, terlebih dahulu guru menentukan tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri tanpa memberi informasi tentang teori yang akan dipelajari dan apersepsi. Selanjutnya, guru membagikan sebuah LKS yang di dalamnya terdapat bacaan, mereka diberikan waktu beberapa menit untuk memahami bacaan tersebut.
2.      Tahap kedua (Mengajukan permasalahan)
Pada tahap ini guru mengajukan permasalahan (teka-teki) yang dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk menemukan pendapatnya. Permasalahan tersebut berupa tugas atau pertanyaan.
3.      Tahap ketiga (Siswa menetapkan hipotesis dan melakukan proses penyelidikan). 
Pada tahap ini siswa menetapkan hipotesis/praduga jawaban untuk dikaji lebih lanjut. Hipotesis yang ditetapkan berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang diajukan guru. Pada tahap ini terdapat dua kemungkinan yang muncul, yaitu:
a.       siswa secara spontan melakukan penyelidikan atau penjelajahan tentang informasi/data untuk menguji hipotesis yang ditetapkan, baik secara individu maupun secara kelompok. Selanjutnya, siswa menarik kesimpulan
b.      siswa tidak banyak berusaha mencari informasi untuk membuktikan hipotesis. Di sinilah guru membantu siswa, mendorong melakukan kegiatan belajar untuk mencari informasi berkaitan dengan permasalahan yang diajukan guru. Jawaban guru atas pertanyaan siswa hanya berkisar ya atau tidak, karena dalam model inkuiri ini siswa sendiri yang menemukan jawaban permasalahan yang diberikan oleh guru.
4.      Tahap keempat (Presentasi hasil penyelidikan oleh siswa). 
Pada tahap ini siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban/menarik simpulan. Selanjutnya, guru mengumpulkan hasil penyelidikan/eksperimen. Agar seluruh siswa yang ada dalam kelas terlibat untuk memecahkan permasalahan tersebut, maka setiap siswa mendapat giliran untuk memberikan alasan atau hasil pekerjaannya. Dengan demikian, siswa diarahkan untuk menjawab permasalahan tersebut.
5.      Tahap kelima (Penarikan simpulan bersama). 
Pada tahap ini guru mengajak dan membimbing siswa untuk merumuskan dan menemukan sendiri teori berdasarkan fakta-fakta yang mereka temukan dari hasil tanya jawab di dalam kelas. Selanjutnya, guru memberi komentar dan penjelasan tentang hasil temuan mereka dan menjelaskan kembali teori atau konsep yang telah ditemukan.
Menurut Sanjaya (2008:202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini, guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan model pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemampuan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah sebagai berikut.
1.      menjelaskan topic, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa
2.      Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan
3.      Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2.      Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa kepada sesuatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan maslaah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, melalui proses tersebut, siswa akan memperoleh pengalaman yang sanagt berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3.      Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
4.      Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk mengkaji hipotesis yang diajukan. Dalam model pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
5.      Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikannya. Disamping itu, menguji hipotesis juga berrati mengembangkan kemmapuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
6.      Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Dengan melihat langkah-langkah di atas, maka model pembelajaran inquiry akan efektif manakala:
1.      Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian dalam pembelajaran inquiry penguasan, materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
2.      Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
3.      Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
4.      Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Pembelajaran inquiry akan kurang berhasil diterapakan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
5.      Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.
6.      Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.

  2.4. Teknik model pembelajaran inquiry
Adapunteknik model pembelajaran inquiry dapat dikemukakan atau dapat dilihat sebagai berikut:
1.      Dapat membantu dan mengembangkan konsep pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide  lebih baik.
2.      Membantu dan menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
3.      Membantu siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan terbuka.
4.      Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
5.      Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
6.      Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
7.      Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
                                                      
2.5 Peran siswa dan guru dalam model inkuiri
Secara sederhana, peran siswa dan guru dalam model inkuiri ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Inkuiri
Peran Guru
Peran Siswa
Sedikit bimbingan
Menyatakan persoalan
Menemukan pemecahan
Banyak bimbingan
Menyatakan persoalan
Memberikan bimbingan
Mengikuti petunjuk
Menemukan penyelesaian

2.6. Manfaat Pendekatan Pembelajaran Inquiry
Manfaat pendekatan inkuiri secara garis besar, yaitu :
1.      Sebagai sumber proses belajar.
Pada dasarnya karakteristik dalam penggunaan pendekatan inkuiri adalah menekankan pada kualitas pembelajaran. Karena dengan penggunaan pendekatan inkuiri dalam proses pembelajaran dapat mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat objektif, jujur, dan terbuka, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sendiri dan dapat mengembangkan bakat dan kecakapannya. Dengan pelaksanaan pendekatan inkuiri diharapkan bagi siswa termotivasi dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal
2.      Sebagai sarana komunikasi.
Dalam suatu pendekatan inkuiri dalam pembelajaran kegiatan berkomunikasi siswa dengan guru, atau guru dengan siswa akan sangat berguna untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa untuk belajar juga merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu. Kegiatan tersebut memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan dengan membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.

  2.7. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran inquiry
1.      Keunggulan
       Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang banyak di anjurkan dan digunakan di sekolah khususnya sekolah dasar. Menurut sanjaya (2006) ada beberapa keunggulan dari model pembelajaran ini diantaranya adalah:
a.       Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran melalui model ini dianggap lebih bermakna.
b.      Model pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c.       Model pembelajaran inquiry merupakan model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi moderen yang mengagap belajar adalah proses perubahan tingkahlaku dan pengalaman.
d.      Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

e.       Kelemahan
Disamping memiliki keunggulan, model pembelajaran inquiry juga memiliki kelemahan. Sebagaimana dikemukakan oleh sanjaya (2006) kelemahannya antara lain:
a.       Jika model pembelajaran inquiry digunakan sebagai model pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b.      Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena itu terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c.       Kadang-kadang dalam mengimplementasikanya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d.      Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
   1.      Model Pembelajaran inkuiri adalah model penemuan yang dirancang guru sesuai kemampuan dan tingkat perkembangan intelektual peserta didik, mengurangi ketergantungan kepada guru dan memberi pengalaman seumur hidup.
  2.      Pembelajaran inquiry menekankan pada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, membuka intelegensi siswa dan mengembangkan daya kreativitas siswa, memberikan kebebasan pada siswa untuk berinisiatif dan bertindak, mendorong siswa untuk berfikirintensif dan merumuskan hipotesisnya sendiri, dan mengarahkan pada perubahan dari teacher centered kepada student centered.
   3.      Pendekatan Inquiry menggunakan langkah-langkah sebagaimana dikemukan oleh A.Trabani yaitu stimulation, problem statement, data collection, data processing, verification, dang eneralization.
   4.      Teknik strategi pembelajaran inquiry merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa.
   5.      Adapun peran siswa dan guru dalam model pembelajaran inquiry;
Inkuiri
Peran Guru
Peran Siswa
Sedikit bimbingan
Menyatakan persoalan
Menemukan pemecahan
Banyak bimbingan
Menyatakan persoalan
Memberikan bimbingan
Mengikuti petunjuk
Menemukan penyelesaian

6.      Manfaat pendekatan inkuiri secara garis besar, yaitu Sebagai sumber proses belajar, dan Sebagai sarana komunikasi.
7.      Adapun keunggulan dan kelemahan metode pembelajaran inquiry, yaitu:
Keunggulan : Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka dan dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkata dan pengalaman.
Kelemahan : Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa, Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar dan kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang.

3.2 Saran
Diharapkan para mahasiswa dapat memahami pengertian asam nukleat dan strukturnya.Meskipun begitu kami sadar akan banyaknya kekurangan dalam pembuatan makalah ini, penulis mengharapkan para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun.


DAFTAR PUSTAKA
Dahar, R.W. (1991). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdikbud. (1993). Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Depdikbud.
Hamalik, O. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.
Joyce, B. & M. Weil. (1980). Models of Teaching. Boston-London: Allyn and Bacon.
Lyons, J. (1995). Introduction to Theoretical Linguistics. New York: Melbourne.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengertian Prinsip Keprasahajaan Hidup dalam Pramuka

Komponen Kimiawi Sel Retikulum Endoplasma

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENYERAPAN AIR OLEH BIJI YANG BERKECAMBAH