Laporan Struktur Umur Populasi Pohon Karet (Hevea brasiliensis)
LAPORAN
LENGKAP PRAKTIKUM
EKOLOGI
TUMBUHAN
STRUKTUR UMUR POPULASI
POHON KARET (Hevea brasiliensis)
A. Topik
Struktur Umur Populasi Pohon Karet (Hevea brasiliensis)
B. Tujuan
Untuk mengetahui struktur umur populasi tumbuhan Karet (Hevea brasiliensis) di daerah Lingkar
Luar
(JL. Mahir Mahar).
C. Dasar Teori
Populasi adalah kumpulan
individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk
menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas
di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan
perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah.
Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya
dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi
genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi.
Populasi
memiliki organisasi dan struktur yang pas. Berdasarkan sifat masing-masing
individu populasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut diantaranya adalah
struktur umur. Secara ekologi populasi umur memiliki dua bentuk sebaran yaitu
muda dan tua. Lamanya periode umur ekologis jika dibandingkan dengan panjangnya
umur sangat beragam tergantung pada jenis organisme dan kondisi lingkungan yang
melingkupi beberapa jenis tumbuhan. Populasi organism yang sama tetapi hidup
dalam kondisi lingkungan yang berbeda juga dapat memiliki periode umur ekologis
yang berbeda.
Struktur populasi
merupakan komposisi populasi yang meliputi jenis kelamin (jantan, betina) dan
umur (kategori anak, kategori muda, kategori dewasa, dan kategori tua) yang
merupakan proporsi antara tahapan hidup suatu jenis flora. Model struktur
populasi dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.
Struktur populasi stabil, merupakan populasi
yang memiliki jumlah individu tingkatan yang lebih muda selalu lebih banyak
dibanding jumlah individu yang lebih tua.
2.
Struktur populasi konstan, merupakan populasi
yang memiliki jumlah individu tingkatan yang lebih muda sama banyak dibanding
jumlah individu yang lebih tua.
3.
Struktur populasi tidak stabil, merupakan
populasi yang memiliki jumlah individu tingkatan yang lebih muda selalu lebih
sedikit dibanding jumlah individu yang lebih tua.
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu: ciri
biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu
pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya
sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan
lainnya.
a)
Ciri-ciri biologi
Seperti halnya suatu individu, suatu populasi
pun mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain :
·
Mempunyai struktur dan organisasi tertentu,
yang sifatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan
berjalannya waktu (umur).
·
Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir,
tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua sama dengansenessens, dan mati).
·
Dapat dikenai dampak lingkungan dan
memberikan respons terhadap perubahan lingkungan.
·
Mempunyai hereditas, terintegrasi
oleh faktor- faktor hereditaa oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan
ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran
reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya
kemungkinan untuk meninggalkan keturunanuntuk waktu yang lama.
b)
Ciri- ciri statistik
Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri
kelompok yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil
perjumpaan dari ciri- ciri individu itu sendiri, antara lain:
·
Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar
populasi berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti
natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
·
Sebaran (agihan, struktur) umur.
·
Komposisi genetik (“gene pool” sama dengan ganangan
gen).
·
Dispersi(sebaran individu intra populasi).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan tersebar di alam
secara tidak merata (tidak mempunyai jarak yang sama) disebabkan perbedaan
kondisi lingkungan, sumber daya, tumbuhan tetangga, dan gangguan yang merupakan
faktor yang mempengaruhi pola dinamika populasi tumbuhan.
Perbedaan perangkat kondisi lingkungan tersebut tidak hanya
memodifikasi distribusi dan kelimpahan individu, tetapi juga merubah laju
pertumbuhan, produksi biji, pola percabangan, area daun, area akar, dan ukuran
individu. Distribusi, survival, pola pertumbuhan serta reproduksi mencerminkan
adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan tertentu. Keadaan tersebut menjadi suatu
bagian penting dalam ekologi tumbuhan.
Populasi tumbuhan terdapat dalam suatu komonitas dapat disusun
dalam tiga pola dasar, yaitu; acak, mengelompok dan teratur. Pola acak, lokasi
sembarang tumbuhan tidak mempunyai arah dan posisi terhadap lokasi lain spesies
yang sama. Pada pola mengelompok, hadirnya satu tumbuhan berarti terdapat
kemungkinan besar untuk menemukan tumbuhan lain spesies yang sama bereda di
dekatnya. Pola teratur adalah tumbuhan tersusun teratur sama jaraknya satu sama
lainnya seperti pohon dalam perkebunan.
Struktur umur dari populasi dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok,
yaitu;
Populasi cukup berkembang, individu yang muda
lebih besar dari individu tua.
Populasi stasioner, penyebaran kelompok individu
atau populasi umur yang merata.
Populasi menurun, individu yang muda lebih kecil
dari individu muda.
Data struktur umur dari populasi biasanya
disajikan dalam bentuk piramida umur. Secara teoritis ada tiga bentuk dasar
piramida yaitu;
Piramida dengan bentuk
dasar luas dengan ciri populasi umur muda besar.
Bentuk segitiga sama sisi
atau lonceng dengan jumlah kelompok muda seimbang dengan kelompok tua.
Bentuk kendi, memiliki
jumlah individu muda lebih kecil dari kelompok dewasa.
Nilai estetika dari
pohon karet diantaranya adalah sebagai bahan baku utama, seperti ban, sepatu
karet, kabel, bahan isolator sebagai pembungkus logam dan lain-lain. Bagian
daging dari biji karet ternyata juga memiliki kandungan gizi dan senyawa
tertentu sehingga dapat digunakan untuk obat-obatan. Hingga saat ini sudah banyak
olahan dari biji karet sepeti kerupuk dan tempe.
D.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Tabel Alat
No.
|
Alat
|
Jumlah
|
1
|
Roll Meter / Meteran
|
1 buah
|
2
|
Alat Tulis
|
1 buah
|
3.
|
Tali Rapia
|
Seperlunya
|
4.
|
Camera Handphone
|
1 buah
|
5.
|
Kayu patok
|
Seperlunya
|
2. Tabel Bahan
No.
|
Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Pohon Karet (Hevea
brasiliensis)
|
Seadanya
|
E.
Prosedur Kerja
1.
Melakukan observasi lokasi.
2.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3.
Menentukan lokasi yang akan dipasang plot.
4.
Mencari beberapa potong kayu yang akan digunakan
sebagai patok
5.
Melakukan pengukuran dan memasang plot dengan
kuadran 20 m2 x 20 m2 untuk satu plot. Jumlah plot yang
dibutuhkan adalah 6 plot.
6.
Mencatat jumlah spesies pohon karet (Hevea brasiliensis) yang terdapat
dalam kuadran dan memperhatikan jumlah tunas/biji, anakan, dan dewasa.
7.
Membuat kesimpulan dengan menggunakan stasiun
piramida.
8.
Membuat laporan sementara berdasarkan hasil
pengamatan.
F. Hasil Pengamatan
No
|
Nama Spesies
|
Plot
|
Tunas/Biji
|
Anakan
|
Dewasa
|
1.
|
POHON KARET (Hevea brasiliensis)
|
I
|
5
|
3
|
10
|
2.
|
POHON KARET (Hevea brasiliensis)
|
II
|
7
|
3
|
13
|
3.
|
POHON KARET (Hevea brasiliensis)
|
III
|
2
|
3
|
15
|
4.
|
POHON KARET (Hevea brasiliensis)
|
IV
|
2
|
5
|
11
|
5.
|
POHON KARET (Hevea brasiliensis)
|
V
|
1
|
5
|
15
|
6.
|
POHON KARET (Hevea brasiliensis)
|
VI
|
3
|
7
|
17
|
∑
|
|
6
|
20
|
26
|
81
|
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan di lapangan dapat dijelaskan jumlah spesies pohon
karet yang terdiri dari biji, tunas, anakan dan dewasa pada 6 plot tersebut (enam) adalah sebagai berikut:
Pada plot 1 terdapat tunas/ jumlah
biji 5 buah, 3 anakan, dan 10 pohon dewasa, dengan
ini diketahui bahwa keadaan polulasi pada plot satu yaitu stasioner dimana
penyebaran kelompok umur merata.
Pada
plot 2 diperoleh dengan jumlah biji 7, anakan 3, dan dewasa 13 pohon, Di plot ini
diketahui bahwa jumlah biji lebih banyak atau jumlah
individu muda lebih besar. Berdasarkan struktur umur populasi, populasi pada
plot ini tergolong kedalam populasi cukup berkembang karena jumlah individu
yang muda lebih besar dari individu yang dewasa sehingga, spesies pada
plot 2 ini akan dapat mempertahankan populasinya pada tahun kedepannya, meski
pada pohon jarak tidak memiliki biji akan tetapi ini akan tertutup oleh anakan
yang jumlahnya lebih banyak dari dewasanya.
Plot
3 menunjukkan bahwa lokasi atau area tersebut
memiliki struktur umur populasi yang cukup berkembang akan tetapi dengan
jumlah biji dan anakan yang cukup kecil pada plot ini akan mengalami kehilangan populasi
beberapa waktu kedepan dimana individu-individu di lokasi tersebut tidak dapat
lagi mempertahankan eksistensinya.
Plot 4 dan 5 menunjukan keadaan
populasi di area tersebut mengalami struktur umur populasi menurun, keadaan ini
tergambarkan oleh jumlah individu dewasa lebih besar dibandingkan dengan jumlah
individu muda. Area ini akan mengalami kehilangan populasi beberapa waktu
kedepan dimana individu-individu di lokasi tersebut tidak dapat lagi
mempertahankan eksistensinya. Ini tergambar jelas dengan jumlah biji/tunas,
anakan, dan dewasanya.
Plot 6 terdapat biji 3, anakan 7, dan dewasa 17. Plot 6 menunjukkan keadaan
polulasi yang cukup berkembang dimana total dari semua tumbuhan di lokasi ini
menunjukkan individu muda yang cukup besar.
Secara keseluruhan struktur umur populasi pada
plot 1-6 tergolong kedalam
populasi yang cukup berkembang dimana individu muda tersebar
merata yaitu biji/tunas 20 buah, anakan 26, dan dewasa 81. Akan tetapi yang
memgalami keadaan populasi berkembang ini hanya tumbuhan yang memiliki jumlah
biji/ tunas dan anakan atau individu muda yang lebih besar. Sehingga dari
hasil pengamatan 6 plot tempat pengambilan data populasi dari semua plot
dapat digambarakan dalam Bentuk kendi, yang
dimana jumlah individu muda lebih kecil dari kelompok dewasa.
Melihat
dari keadaan populasi dari keenam plot atau area tersebut hal ini tidak lepas
dari adanya faktor-faktor yang mempengaruhi suatu ukuran dan umur dari populasi
tersebut, berdasarkan literature menyatakan bahwa faktor-faktor tersebut
diantaranya;
a. Potensi biotik
Potensi
biotik dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan yang dimiliki organisme untuk
tumbuh atau bereproduksi (reproductive potential). Potensi biotic menggambarkan kemampuan suatu populasi
menambah jumlah anggautanya apabila rasio umur sudah mantap dan lingkungan
dalam kondisi optimal. Pada kondisi lingkungan tidak atau kurang optimum maka
tingkat pertumbuhan populasi menurun. Perbedaan antara potensi biotik dengan
kemampuan suatu populasi menambah anggotanya dalam keadaan yang
dapat diamati dikenal sebagai daya tahan lingkungan.
b. Kelahiran (natality)
Kelahiran
adalah kemampuan yang sudah merupakan sifat suatu populasi untuk bertambah.
Laju kelahiran adalah setara dengan kelahiran dalam terminologi pengkajian
populasi manusia. Natalitas maksimum adalah produksi maksimum individu-individu
baru secara teoritis di bawah keadaan yang ideal dan merupakan tetapan untuk
suatu populasi tertentu.
c. Kematian (mortalitas)
Mortalitas
adalah kematian individu-individu di dalam populasi. Mortalitas dapat
dinyatakan sebagai individu yang mati di dalam kurun waktu tertentu. Ada
mortalitas minimum secara teoritis, suatu tetapan untuk suatu populasi, yang
menyatakan kehilangan di bawah keadaan-keadaan yang ideal atau tidak membatasi.
d. Faktor-faktor pembatas
populasi
Faktor-faktor
yang bergantung pada kepadatan mengatur pertumbuhan populasi dengan cara yang
bervariasi sesuai dengan kepadatan. Faktor yang bergantung pada kepadatan akan
semakin intensif ketika kepadatan populasi meningkat dan akhirnya dapat
menstabilkan suatu populasi di dekat daya tampungnya. Beberapa faktor yang
bergantung kepada kepadatan kompetisi intraspecies untuk sumberdaya yang
terbatas, peningkatan pemangsaan, cekaman akibat kepadatan, atau penumpukan
toksin dapat menyebabkan laju pertumbuhan populasi
menurun pada kepadatan populasi yang tinggi. Kejadian dan kehebatan
faktor-faktor yang tidak bergantung pada kepadatan, tidak berhubugan dengan
kepadatan populasi. Faktor yang tidak bergantung pada kepadatan, seperti
kejadian-kejadian karena iklim dan kebakaran, menurunkan ukuran populasi pada
fraksi tertentu, terlepas dari tingkat kepadatannya. Ukuran populasi banyak
species, khususnya yang organisme kecil, dibatasi oleh faktor-faktor yang tidak
bergantung pada kepadatan yang terjadi secara musiman.
H. Kesimpulan dan Saran
1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
Struktur umur populsai pada populasi tumbuhan Karet (Hevea brasiliensis) di daerah Lingkar
Luar
(JL. Mahir Mahar) secara keseluruhan pada plot 1-6 tergolong kedalam
populasi cukup berkembang dimana terdapat biji/tunas 20 buah, anakan 26, dan dewasa 81
pohon. Polulasi pada plot satu yaitu stasioner dimana penyebaran
kelompok umur merata. Populasi pada plot dua tergolong kedalam populasi
cukup berkembang karena jumlah individu yang muda cukup besar dari individu
yang dewasa. Populasi pada plot tiga menunjukkan keadaan polulasi yang cukup
berkembang. Populasi pada plot empat dan lima menunjukan keadaan
populasi di area tersebut mengalami struktur umur populasi menurun. Populasi pada plot enam menunjukkan keadaan
polulasi yang cukup berkembang. Faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu ukuran dan umur dari populasi yaitu; 1. Potensi
biotik, 2. Kelahiran (natality), 3. Kematian (mortalitas), dan 4.
Faktor-faktor pembatas populasi.
2.
Saran
Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan pada
pembuatan laporan ini, penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang
membangun demi kebaikan pembuatan laporan selanjutnya. Terima kasih.
I. Daftar Pustaka
Achmad Faqih Sha’ab,
dkk. 2013. Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan Topic: Populasi Enceng
Gongok (Eichhornia crassipes). Palangka Raya: UNPAR
Campbell, Neil A.
2004. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Tim Penyusun. 2015. Penuntun
Praktikum Ekologi Tumbuhan. Palangka Raya: IAIN Palangka Raya.
Comments
Post a Comment