Makalah Seleksi Alam dan Adaptasi
MAKALAH
MATA
KULIAH EVOLUSI
Dosen Pengampu : Bintang Sariyatno, S.Si., M,Pd
Seleksi Alam dan
Adaptasi
Oleh :
Kelompok
: I (Satu)
Nama
Anggota : Aminah (ACD 115 006)
Aca
Fransiska (ACD 115 010)
Novera (ACD 115 015)
Riki
Subarja (ACD 115 044)
Frengky
Lesmana (ACD 115 066)
Muhammad
Faisal (ACD
115 072)
Lisa
Violetha (ACD 115 081)
Kelas : A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nyalah kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul
Seleksi Alam dan Adaptasi, pada Mata
Kuliah Evolusi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Evolusi
Kepada Bapak Bintang Sariyatno, S.Si., M.Pd yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini. Sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Dengan demikian, kami berharap agar kiranya makalah ini dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca
dalam memahami materi tentang evolusi dalam kehidupan mahluk hidup.
Demikian
makalah ini kami buat, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, untuk
kesempurnaan makalah di masa yang akan datang. Penulis ucapkan terima kasih
atas kesediaan waktunya untuk membaca makalah ini.
Palangka Raya, November 2018
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Adaptasi.................................................................................................... 3
2.2 Jenis
Adaptasi pada hewan....................................................................................... 3
2.3 Sejarah
Seleksi Alam................................................................................................. 6
2.4 Hukum-Hukum Yang Melatar Belakangi Seleksi Alam........................................... 7
2.5 Pengertian
Seleksi Alam.......................................................................................... 10
2.6 Macam-macam
Seleksi Alam.................................................................................. 11
2.7 Contoh Seleksi Alam.............................................................................................. 13
BAB III PENUTUP................................................................................................................. 18
1.3 Kesimpulan............................................................................................................. 18
1.4 Saran....................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam
kehidupan kita tak pernah terlepas dari orang lain, yang mana kita membutuhkan
mereka sebagai pelengkap dalam hidup kita, akan tetapi sebelum kita mengenal
siapa mereka dan bagaimana mereka kita harus bisa beradaptasi dengan mereka
terlebih dahulu. Individu merupakan organisme tunggal, tanpa bantuan dari orang
lain kita tidak bisa hidup sempurna. Jika diperhatikan hewan-hewan yang ada di
sekitar kita, kita akan melihat bahwa setiap hewan diciptakan Tuhan dengan
unik. Makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) selalu berkembang selama
berjuta-juta tahun. Menunjukkan bahwa, perkembangan makhluk hidup dari nenek
moyang terdahulu terus berkesinambungan hingga sekarang dengan berbagai proses
yang dilewati. Bisa jadi makhluk hidup tersebut merupakan perkembangan menuju
bentuk yang kompleks atau sebaliknya. Baik mamalia besar seperti gajah, kerbau,
kuda, hingga serangga kecil seperti lebah, kupu-kupu dan belalang diberi tuhan
kemampuan dan bentuk tubuh yang paling sesuai dengan tempat dan cara
hidupnya. Adaptasi merupakan bentuk penyuasaian yang dilakukan makhluk hidup
agar bisa betahan hidup dalam lingkungannya, terlebih lingkungan yang baru,
bukan hanya pada manusia saja tetapi juga pada hewan dan juga tumbuhan, mereka
harus bisa beradaptasi dengan lingkungan dimana mereka berada, demi
mempertahankan kelangsungan hidup atau dalam mempertahankan hidupnya. Salah
satu penyebab kepunahan makhluk hidup adalah ketidakmampuan makhluk hidup untuk
beradaptasi dengan lingkungan. Misalnya, ketika memindahkan seekor ikan yang
diambil dari habitat aslinya ke dalam kolam ikan buatan sendiri. Beberapa hari
kemudian ikan yang dipelihara mati. Kematian ikan ini disebabkan ikan tersebut
tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya. Maka jelaslah bahwa makhluk
hidup yang tidak beradaptasi dengan lingkungannya akan mengalami kepunahan.
Selama
kehidupan masih tetap berlangsung, kejadian-kejadian alam akan terus menyertai
aktifitas kehidupan setiap organisme yang ada didunia. Setiap
saat berlangsung peristiwa-peristiwa alam yang erat hubungannya dengan
kelangsungan hidup organisme yang ada di dalam nya, seperti banjir,
gunungmeletus, wabah penyakit, tanah longsor, badai, angin topan, gempa bumi
dan sebagainya. Keadaan ini dapat diartikan bahwa alam telah melakukan seleksi
terhadap organisme yang ada di dalamnya. Apabila organisme tersebut
mampu beradaptasi, maka organisme tersebut akan dapat bertahan hidup, tetapi
bagi organisme yang tidak mampu beradaptasi akan mati dan akhirnya punah.
Peristiwa inilah yang disebut dengan
seleksi alam yang erat kaitannya dengan jenis (spesies), macam (varian),rantai
makanan, perkembangbiakan secara kawin, genetika dan adaptasi. Berdasarkan
latar belakang diatas, penulis berinisiatif untuk membuat makalah mengenai
adaptasi dan seleksi alam.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa pengertian dari adaptasi?
- Jelaskan jenis- jenis adaptasi?
- Bagaimana sejarah seleksi alam?
- Bagaimana hukum-hukum yang melatar belakangi seleksi alam?
- Apa pengertian dari seleksi alam?
- Apa saja macam-macam seleksi alam?
- Apa saja contoh dari seleksi alam?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian adaptasi.
2. Untuk mengetahui jenis- jenis
adaptasi.
3. Untuk
mengetahui sejarah seleksi alam.
4. Untuk
mengetahui hukum-hukum yang melatar
belakangi seleksi alam.
5. Untuk
mengetahui pengertian dari seleksi alam.
6. Untuk
mengetahui macam-macam seleksi alam.
7. Untuk mengetahui
contoh dari seleksi alam.
1.4 Manfaat
1. Mengetahui pengertian adaptasi
2. Mengetahui jenis-jenis adaptasi
3. Mengetahui sejarah
seleksi alam
4. Mengetahui hukum-hukum yang melatar belakangi seleksi alam
5. Mengetahui pengertian
dari seleksi alam
6. Mengetahui macam-macam
seleksi alam
7. Mengetahui contoh dari
seleksi alam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian adaptasi
Salah
satu ciri makhluk hidup adalah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya disebut
adaptasi. Adaptasi ini bertujuan untuk mempertahankan hidupnya. Tiap jenis
makhluk hidup memiliki cara-cara adaptasi yang berbeda terhadap lingkungannya (Endah,
2011).
Organisme yang mampu beradaptasi terhadap
lingkungannya mampu untuk :
·
Memperoleh air, udara
dan nutrisi (makanan).
·
Mengatasi kondisi fisik
lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
·
Mempertahankan hidup
dari musuh alaminya. bereproduksi.
·
Merespon perubahan yang
terjadi di sekitarnya (Sutantri, 2014).
2.2 Jenis Adaptasi pada hewan
a.
Adaptasi Morfologi
Penyesuaian
makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh, struktur tubuh atau
alat-alat tubuh organisme untuk kelangsungan hidupnya (Sutantri,
2014).
Contoh dari adaptasi morfologi :
·
Bentuk paruh
1) Burung pipit mempunyai paruh pendek
dan kuat. Bentuk paruh ini sesuai untuk memakan jenis biji-bijian. Paruh ini
berfungsi untuk menghancurkan biji tersebut.
2) Burung elang mempunyai paruh
yang kuat, tajam dan melengkung bagia ujungnya. Paruh seperti ini sesuai untuk
mencabik mangsanya.
3) Bebek mempunyai paruh yang
berbentuk seperti sudu. Bentuk paruh ini sesuai untuk mencari makanan di tempat
becek, berlupur atau di air.
4) Burung pelatuk mempunyai paruh yang
panjang kuat dan runcing. Paruh burung pelatuk untuk mencari serangga yang
bersembunyi di kulit pohon. Dalam lubang pohon, atau pada batang pohon yang
lapuk.
5) Burung kolibri mempunyai paruh
berbentuk panjang dan runcing. Bentuk paruh seperti ini memudahkan untuk
menghisap nektar.
6) Burung pelikan mempunyai paruh
berkantong. Paruh yang demikian memudahkannya untuk menangkap ikan dalam air (Sutantri,
2014).
Dari
penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa ada kesesuaian antara bentuk paruh
burung dengan jenis makanannya (Sutantri, 2014).
·
Bentuk kaki
1) Bentuk kaki burung kakatua untuk
memanjat, selain itu juga untuk memegang makanan.
2) Kaki ayam untuk mengais tanah
saat mencari makanan.
3) Burung elang mempunyai kaki kuat dan
kuku yang tajam, kaki ini untuk mencengkeram mangsanya.
4) Burung pipit mempunyai kaki yang
langsing yaitu untuk bertengger.
5) Kaki itik dan pelikan berselaput
sehingga cocok untuk berenang di air.
6) Burung pelatuk pandai memanjat
karena bentuk kakinya sesuai untuk memanjat
(Endah, 2011).
·
Jenis mulut
1) Mulut penghisap, serangga mempunyai
cara khusus untuk memperoleh makanan.
2) Mulut penusuk, nyamuk mempunyai
bentuk mulut penusuk dan penghisap. Mulutnya dapat menghisap makanan berupa
darah manusia atau hewan.
3) Mulut penggigit dan
pengunyah, jangkrik mempunyai bentuk mulut penggigit dan pengunyah. Mulut ini
mempunyai gigi-gigi kecil untuk menguyah makanan yang berupa daun.
Mulut penyerap, lalat rumah mempunyai alat penyerap
pada mulutnya. Alat penyerap ini seperti spons (gabus), alat ini untuk menyerap
makanan terutama yang berupa cairan (Endah, 2011).
·
Bentuk gigi pada hewan
Misalnya
seperti gigi singa, harimau, citah, macan, yang runcing dan tajam untuk makan
daging, sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba tidak
runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput
atau daun dan untuk mengunyah makanan (Ariyantini,
2008).
b.
Adaptasi Fisiologi
Adalah
penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya
penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik.
Contoh adaptasi fisiologi pada
hewan :
1) Unta
Unta hidup di daerah padang pasir
yang kering, gersang, dan panas. Bentuk dan susunan tubuh unta sesuai dengan
keadaan alam di padang pasir. Pada saat minum unta mampu meneguk air dalam
jumlah yang banyak. Air tersebut disimpan sebagai cairan tubuh.
2) Beruang kutub dan anjing laut
Beruang kutub dan anjing laut
mempunyai lapisan lemak yang tebal untuk bertahan hidup di daerah yang
dingin. Beruang kutub hidup di daerah kutub yang dingin. Hewan
yang hidup di daerah dingin mempunyai bentuk kaki yang besar dan lebar untuk
berjalan di salju. Bulunya tebal dan telinganya kecil untuk mengurangi
kehilangan panas.
3) Pinguin
Pinguin merupakan hewan yang hidup di daerah kutub yang
bersuhu dingin. Sejak lahir pinguin memiliki bulu yang tebal. Bulu yang tebal
ini membuatnya merasa hangat walaupun berada di daerah yang dingin. Hal ini
merupakan bentuk penyesuaian diri pinguin terhadap lingkungannya (Ariyantini,
2008).
c.
Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi
tingkah laku adalah penyesuaian tigkah laku makhluk hidup terhadap lingkungan
tempat hidupnya. Contoh dari adaptasi tingkah lau pada hewan adalah sebagai
berikut :
1). Cumi-cumi, dan gurita
Cumi-cumi, dan gurita hidup di laut,
ketika diserang musuh hewan-hewan ini mengeluarkan cairan hitam seperti tinta.
Akibatnya air menjadi keruh. Saat itulah hewan-hewan ini melarikan diri.
Cumi-cumi dapat berenang dengan cepat untuk menghindari musuhnya tersebut.
2) Cicak dan kadal
Cicak dan kadal memutuskan ekornya
jika diserang oleh musuh, tindakan hewan memutuskan bagian tubuhnya disebut dengan autotomi.
Hal ini dilakukan untuk mengelabuhi musuhnya.
3) Paus
Paus merupakan hewan mamalia yang
hidup di air. Mereka bernapas dengan paru-paru. Untuk menghirup udara yang
mengandung oksigen, hewan tersebut muncul ke permukaan air. Setiap paus
muncul ke permukaan air untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya sampai
paru-parunya penuh sekali, yaitu sekitar 3.350 liter. Setelah itu, paus akan
menyelam kembali ke dalam air. Dengan udara sebanyak itu, paus mampu bertahan
selama kira-kira setengah jam di dalam air. Pada saat muncul kembali di
permukaan air, hasil oksidasi biologi dihembuskan melalui lubang hidung,
seperti pancaran air mancur. Sisa oksidasi ini berupa karbon dioksida yang
jenuh dengan uap air yang telah mengalami pengembunan (kondensasi).
4) Kura-kura
Beberapa hewan melewati musim dingin
dengan tetap giat mencari makan. Sementara itu hewan yang lain bertahan hidup
dengan terlelap dalam suatu tidur khusus yang dinamakan hibernasi.
Ciri-ciri hewan yang melakukan hibernasi, yaitu suhu tubuh rendah serta detak
jantung dan pernapasan sangat lambat. Tujuannya untuk menghindari cuaca yang
sangat dingin, kekurangan makanan, dan menghemat energi.
5) Bunglon
Bunglon dapat megubah warna kulit
sesuai dengan warna lingkungannya. Misalnya di daun yang berwarna hijau bunglon
berwarna hijau. Tindakan hewan mengubah warna kulitnya saat melindungi diri
dinamakan mimikri.
6) Belalang daun
Belalang daun biasanya hinggap di dedaunan untuk mencari
makanan. Tubuh belalang daun berwarna hijau mirip warna daun sehingga tersamarkan.
Hal ini menyulitkan musuhnya untuk mengetahui keberadaan belalang tersebut (Ariyantini,
2008).
2.3 Sejarah Seleksi Alam
Charles
Darwin (1809-1882) memiliki nama panjang Charles Robert Darwin adalah ilmuwan
asal negara Inggris yang menemukan hasil penelitian di pulau galapagos untuk
menunjang teori evolusi. Charles Darwin disebut sebgai bapak evolusi karena
memiliki data yang lebih lengkap untuk menguatkan teori evolusi. Charles Darwin
mengeluarkan dua buah buku yang memberikan andil yang cukup penting bagi
perkembangan teori evolusi, yakni :
1.
On the origin of
species by means of natural selections - tahun 1859. Darwin menelusuri
asal-usul manusia berdasarkan bukti sisa-sisa kehidupan masa lalu. Sayangnya,
ia tidak menemukan jawabannya, karena saat itu belum ditemukan fosil hominid
yang menunjukkan evolusi ke arah manusia. Ia hanya menyimpulkan makhluk hidup
saat ini merupakan hasil proses evolusi yang sangat panjang, dari makhluk
bersel satu yang membelah menjadi makhluk bersel banyak. Ia pun yakin bahwa
umur bumi sangat tua dan manusia sudah sangat panjang riwayatnya. Namun,
baginya, asal-usul manusia tetap masih menjadi tanda Tanya (Aziz, 2013).
2.
The descent of man - tahun 1857
Dua
inti pokok dari teori darwin :
a. Spesies
yang hidup di masa sekarang berasal dari makhluk hidup yang berasal dari masa
lampau.
b. Evolusi
terjadi karena adanya proses seleksi alam (natural selections)
Persamaan teori lamack
dengan tori darwin adalah evolisi sama-sama terjadi karena pengaruh faktor
lingkungan. Sedangkan perbedaannya adalah pada yang menyebabkan perubahan
makhluk hidup, di mana lamarck disebabkan oleh kuantitas penggunaan organ
tubuh, sedangkan darwin pada seleksi alam (Nusantari,
2013).
2.4 Hukum-Hukum
Yang Melatar Belakangi Seleksi Alam
Pemikiran Darwin menyatakan bahwa bentuk mahluk
hidup dengan struktur baru yang disebutnya sebagai bentuk modern, adalah
diperoleh dari makhluk hidup dari warisan makhluk hidup yang telah ada
sebelumnya tetapi dengan suatu modifikasi. Modifikasi makhluk individu
merupakan adaptasi terhadap lingkungannya. Individu yang mempunyai kecocokan
yang lebih besar dengan lingkungannyalah yang mampu bertahan, karena itu
lingkungannya berperan sebagai penyeleksi terhadap kelestarian makhluk hidup
dari generasi kegenerasi, sehingga kemudian disebut dengan istilah seleksi
alam. Seleksi alam menyatakan bahwa
makhluk-makhluk hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam
habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang mampu bertahan
hidup, sebaliknya yang tidak mampu akan punah.
Sebagai contoh, dalam sekelompok rusa yang hidup di bawah ancaman
hewan pemangsa, secara alamiah rusa-rusa yang mampu berlari lebih kencang akan
bertahan hidup. Itu memang benar. Akan tetapi, hingga kapan pun proses ini
berlangsung, tidak akan membuat rusa-rusa tersebut menjadi spesies lain. Rusa
akan tetap menjadi rusa.
Maka pengertian seleksi alam menurut Darwin dapat dideskripsikan
sebagai barikut :
1. Di alam, individu-individu berbeda dengan
sesamanya
2. Perbedaan ini meskipun hanya sebagian
kecil saja, ditentukan oleh faktor yang diteruskan melalui pewarisan sifat
3. Kapanpun perbedaan-perbedaan ini
menyangkut ketahanan, yaitu keberhasilan bertahan sampai usia reproduksi,
sehingga makhluk hidup mampu memberikan keturunan (Vitasari,
2013).
Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada
kupu-kupu biston betularia di inggris. Kupu-kupu biston betularia terdapat dua
jenis, yaitu yang bersayap terang cerah dengan yang bersapap gelap. Awal
mulanya lingkungan inggris yang bersih sangat baik untuk adaptasi kupukupu yang
bersayap cerah. Namun karena limbah jelaga industri di inggris yang semakin
banyak dan mengotori pepohonan sehingga pohon menjadi gelap yang akhirnya
menjadi lebih adaptif untuk kupu-kupu yang bersapap gelap daripada yang terang.
Hasilnya perkembangan kupu2 bersayap gelap meningkat tajam dan sayap cerah
berkurang drastis.
Seleksi alam berperan sebagai mekanisme
pengeliminasi individu-individu lemah dalam suatu spesies. Ini adalah kekuatan
konservasi yang menjaga spesies yang ada dari kepunahan. Namun mekanisme ini
tidak memiliki kemampuan mengubah satu spesies ke spesies lain. Seleksi alam
hanya mengeliminir individu-individu suatu spesies yang cacat, lemah atau tidak
mampu beradaptasi dengan habitatnya. Mekanisme ini tidak dapat menghasilkan
spesies baru, informasi genetis baru, atau organ-organ baru. Dengan demikian,
seleksi alam tidak mampu menyebabkan apa pun berevolusi. Darwin menerima
kenyataan ini dengan mengatakan: "Seleksi alam tidak dapat melakukan
apa pun sampai variasi-variasi menguntungkan berkebetulan terjadi". Karena itulah neo-Darwinisme harus mengangkat mutasi sejajar dengan
seleksi alam sebagai "penyebab perubahan-perubahan menguntungkan". Akan tetapi, seperti yang akan kita lihat, mutasi hanya dapat
men-jadi "penyebab perubahan-perubahan merugikan".
Teori Darwin tentang evolusi melalui seleksi alam didasarkan pada
dua fakta sederhana yaitu:
a.
Adanya variabilitas
b.
Kesamaan antara induk dan
keturunannya, dan satu kesimpulan bahwa variasi-variasi yang mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kemungkinan makhluk hidup untuk tertahan dan
berproduksi.darwin percaya bahwa perubahan kondisi akan menghasilkan variasi
baru. Ini merupakan hasil
yang segera tampak sebagai akibat adanya seleksi dan akhirnya menghasilkan
perubahan evolutif yang tetap (Swara, 2013).
Tidak dipungkiri lagi ide Darwin tentang
seleksi alam merupakan konsep biologi yang sangat penting. Ide seleksi alam
sebagai mekanisme evolusi didasarkan pada beberapa ide yaitu :
Mahluk hidup yang dilahirkan jauh lebih banyak daripada mahluk hidup yang
dapat bertahan pada keadaan lingkungan dengan makanan terbatas. Ketersediaan kebutuhan hidup yang terbatas mengakibatkan terjadinya
kompetisi di antara mahluk hidup. Kompetisi terjadi sangat hebat di antara
individu-individu yang sama jenisnya, karena mereka memiliki keperluan atau
kebutuhan hidup yang sama.
2.5 Pengertian Seleksi Alam
Seleksi
alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang
tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang
tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan
sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
Teori
seleksi alam bersandar pada tiga prinsip utama :
1. Pada setiap generasi dihasilkan keturunan yang
jumlahnya banyak, lebih banyak daripada yang dapat didukung oleh sumber-sumber
terbatas (makanan, air, tempat teduh dan pasangan kawin)
2. Terdapat variasi yang dapat diwariskan dalam
populasi keturunan yang terlalu besar.
3. Terjadi kompetisi demi kesintasan, yang
menyebabkan varian-varian yang teradaptasi dengan lebih baik terhadap
lingkungan tertentulah yang akan berhasil dan menghasilkan keturunan yang
mewarisi sifat-sifat adaptif tersebut (Vitasari, 2013).
2.6 Macam-macam Seleksi
Alam
Di alam ini terjadi 3 macam seleksi, yaitu seleksi
terarah, seleksi stabilisasi, dan seleksi disruktif.
a. Seleksi terarah
Jika kondisi lingkungan
berubah, terjadi tekanan seleksi terhadap suatu jenis yang menyebabkan spesies
tersebut beradaptasi pada kondisi baru. Didalam populasi, akan ada range atau
rentang individu yang berdasarkan dengan salah satu karakter.
Suatu
populasi mungkin dapat berada dalam keadaan dimana individu-individu yang
menempati satu ekstrim dari kisaran fenotip lebih disukai daripada yang
lain-lain. Hal ini terjadi akibat perubahan pada lingkungan fisiknya. Polusi
udara yang disebabkan oleh revolusi industri di Britania Raya berakibat evolusi
populasi berwarna lebih gelap pada banyak sekali spesies ngengat-melanisme
industri. Pergeseran fenotip ini biasa disebut penggantian ciri. Ini adalah
akibat dari seleksi berarah. Jadi seleksi berarah adalah kekuatan dinamis yang
menyebabkan perubahan progressif dalm genotip dan oleh karena itu perubahan
evolusioner (Swara, 2013).
Gambar diatas menunjukkan bahwa ada
tiga cara seleksi alamiah yang dapat mengubah distribusi fenotipe populasi.
Pada setiap kasus, sumbu X merupakan kisaran variasi sifat yang
dipertimbangkan sedangkan sumbu Y
merupakan kisaran jumlah individu dalam populasi di tempat tersebut.
Grafik sebelah
kiri menunjukkan seleksi penstabilan
bekerja melawan individu yang ekstrim dari sifat yang terseleksi. Polimorfisme
berimbang merupakan salah satu contoh seleksi penstabilan. Grafik tengah
menunjukkan seleksi berarah menguntungkan fenotipe pada satu ujung kisaran
tersebut, sehingga menimbulkan pergeseran bertahap dalam distribusi fenotipe
pada populasi tadi. Grafik kanan menunjukkan seleksi distruptif menguntungkan
tipe ekstrim di ats tipe intermediate. Hal ini dapat menyebabkan pemisahan
populasi itu menjadi dua subpopulasi.
b. Seleksi Stabilisasi
Seleksi
ini terjadi pada semua populasi dan cenderung memperkecil keekstriman atau
penonjolan didalam kelompok. Dalam
hal ini, hal tersebut mengurangi kemampuan menghasilkan variasi dalam suatu
populasi, dengan demikian mengurangi pula kesempatan mengalami perubahan
evolusi.
Seleksi alamiah sering bekerja untuk menyingkirkan
individu dari kedua fenotip ekstrim tersebut,di
samping meningkatkan keberhasilan reproduksi fenotip yang mendekati nilai
rata-rata. Dalam hal yang demikian, seleksi alamiah merupakan kekuatan yang
bekerja untuk memelihara suatu keadaan tetap pada saat tertentu. Misalnya, ekor
panjang dan ekor pendek itu keduanya tidak menguntungkan bagi tikus.
Faktor-faktor yang mungkin melibatkan seperti halnya daya tarik pada lawan
jenis, kemudahan gerak, kerugian karena pemangsa. Pada manusia misalnya,
insiden mortalitas bayi itu lebih tinggi baik pada bayi dengan bobot sangat
berat maupun dengan bobot yang sangat ringan. Jadi bayi dengan bobot rata-rata
pada waktu lahir terseleksi,dan yang bobotnya pada kedua ekstrim itu
tersingkir. Polimorfisme berimbang yang terjadi karena kemampuan superior
heterozigot merupakan contoh yang lain (Swara, 2013).
c. . Seleksi disruktif
Meskipun
jenis seleksi ini kurang umum, namun bentuk seleksi ini penting dalam mencapai
perubahan evolusi. Seleksi distruktif dapat terjadi jika factor – factor
lingkungan mengambil sejumlah bentuk yang terpisah.
Tampaknya ada keadaan
tertentu dimana individu pada kedua ekstrim dar kisaran fenotipnya lebih sesuai
dari pada yang terdapat di tengah-tengah. Hal ini dinamakan seleksi disruptif
atau seleksi terganggu. Arti penting evulisionermya terdapat pada kenyataan
bahwa seleksi disruptif itu dapat menimbulkan terpecahnya lungkang (pool) gen
tungal menjadi dua lungkang gen yang berbeda. Hal ini dapat merupakan suatu
cara pembentukan spesies baru.
Residu
dari operasi pertambahan sering kali mengandung ion metal toksik dalam
konsentrasi sangat tinggi, sehingga sebagian besar tumbuhan tak dapat tumbuhan
ditempat tersebut. Akan tetapi, beberapa spesies yang kuat, misalnya rumput
tertentu, mampu mentebar dari tanah sekitarnya yang tak terkontaminasi sampai
diatas timbunan limbah tersebut. Pemeriksaan pada tumbuhan ini memperlihatkan
bahwa mereka telah mengembangkan daya tahan yang tinggi terhadap ion-ion
toksik, disamping itu pada saat yang sama mengembangkan pula kekurangmampuan
tumbuh pada tanah yang tak terkontaminasi. Karena penyerbukan pada rumput
terjadi oleh angin, maka terjadi persilangan antara populasi yang resisten dan
tak resisten, namun akhirnya terjadi seleksi disruptif. Laju kematian yang
lebih tinggi pada tumbuhan yang kurang resisten yang tumbuh pada tanah yang
terkontaminasi, dibandingkan dengan laju kematian yang lebih tinggi pada
tumbuhan yang lebih resisten yang tumbuh pada tanah yang tak terkontaminasi,
menyebabkan divergensi meningkat dan populasinya terbagi menjadi dua sub
populasi dengan perwujudan ekstrim sifat ini (Swara, 2013).
2.7 Contoh Seleksi Alam
Contoh
peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia di inggris.
Kupu-kupu biston betularia terdapat dua jenis, yaitu yang bersayap terang cerah
dengan yang bersapap gelap. Awal mulanya lingkungan inggris yang bersih sangat
baik untuk adaptasi kupukupu yang bersayap cerah. Namun karena limbah jelaga
industri di inggris yang semakin banyak dan mengotori pepohonan sehingga pohon
menjadi gelap yang akhirnya menjadi lebih adaptif untuk kupu-kupu yang bersapap
gelap daripada yang terang. Hasilnya perkembangan kupu2 bersayap gelap meningkat
tajam dan sayap cerah berkurang drastis.
Seleksi
alam adalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan reproduksi menjadi
(dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke genarasi yang lain pada
sebuah populasi. Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme
untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan
sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan
sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke
generasi selanjutnya (Vitasari, 2013).
Konsep
pusat seleksi alam adalah kebugaran evolusi organisme. Kebugaran evolusi
mengukur kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini
tidaklah sama dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran mengukur
proporsi generasi tersebut untuk membawa gen sebuah organisme. Karena itu, jika
sebuah alel meningkatkan kebugaran lebih daripada alel-alel lainnya, maka pada
tiap generasi alel tersebut menjadi lebih umum dalam popualasi. Contoh-contoh
sifat yang dapat meningkatkan kebugaran adalah peningkatan keberlangsungan dan
fekunditas. Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang disebabkan oleh alel
yang kurang menguntungkan atau merugikan mengakibatkan alel ini menjadi lebih
langka. Adalah penting untuk diperhatikan bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah
karakteristik yang tetap. Jika lingkungan berubah, sifat-sifat yang sebelumnya
bersifat netral atau merugikan bisa menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya
menguntungkan bisa menjadi merugikan.
Kasus
khusus seleksi alam adalah seleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk
sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan meningkatkan daya
tarik suatu organisme. Sifat-sifat yang berevolusi melalui seleksi seksual
utamanya terdapat pada pejantan beberapa spesies hewan. Walaupun sifat ini
dapat menurunkan keberlangsungan hidup individu jantan tersebut (misalnya pada
tanduk rusa yang besar dan warna yang cerah dapat menarik predator).
Ketidakuntungan keberlangsungan hidup ini diseimbangkan oleh keberhasilan
reproduksi yang lebih tinggi pada penjantan.
Bidang
riset yang aktif pada saat ini adalah satuan seleksi, dengan seleksi alam
diajukan bekerja pada tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok organisme,
dan bahkan spesies. Dari model-model ini, tiada yang eksklusif, dan seleksi
dapat bekerja pada beberapa tingkatan secara serentak. Di bawah tingkat
individu, gen yang disebut transposon berusaha menkopi dirinya di seluruh
genom. Seleksi pada tingkat di atas individu, seperti seleksi kelompok, dapat
mengijinkan evolusi ko-operasi.
Dengan
berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika
maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi
satu-satunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan
faktor-faktor penyebab lain yaitu: mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh
karenanya teori evolusi yang sekarang kita seirng disebut Neo-Darwinian atau
Modern Systhesis. Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo
Darwinian) terjadi karena adanya:
a. Perubahan
frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b. Perubahan
dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
c. Produksi
varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
d. Kompetisi
antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya
lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e. Generasi
berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan
beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi (Vitasari, 2013).
Darwin
mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya
evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang
dikemukakan oleh Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya
seperti deret ukur, dan sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi
perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan sumber daya khususnya bila
ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan bagian kecil,
dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi.
Dengan
berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo Darwinian.
Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang
menyebabkan pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau
allele gen dan kompleks gen dari generasi ke generasi berikutnya.
Anggota
populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang lebih
besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu
keturunan yang superior akan bertambah sementara jumlah individu inferior akan
berkurang dari satu generasi ke generasi lainnya. Seleksi alampun juga masih
bekerja, sekalipun jika semua keturunan dapat bertahan hidup dalam beberapa
generasi. Contohnya adalah pada jenis fauna yang memiliki beberapa generasi
dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain tidak terbatas selama
suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak ada
kematian di antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi,
karena anggota populasi dengan genotype yang berbeda memproduksi keturunan
dalam jumlah yang berbeda atau berkembang mencapai matang seksual pada
kecepatan yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan mengurangi jumlah individu
secara drastic tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan seleksi
kemungkinan akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas,
sesungguhnya juga merupakan agent penyeleksi yang kuat karena menentukan
perbedaan jumlah individu yang dapat bertahan hidup atau dan jumlah individu yang
akan mati, yang ditunjukkan dalam angka kematian (Vitasari, 2013).
Darwin
telah menerima,
namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer “survival of the fittest
in the struggle for life” sebagai altenatif untuk menerangkan proses seleksi
alam, namun saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak sepenuhnya tepat.
Tidak hanya individu atau jenis yang terkuat tetapi mereka yang lumayan pas
dengan lingkungan dapat bertahan hidup dan bereproduksi. Dalam kondisi seleksi
yang lunak atau halus semua individu atau jenis pembawa genotype yang
bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika populasi berkurang. Individu yang
fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat bertoleransi dengan
lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau paling
bertenaga, melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan keturunan
dengan jumlah terbanyak yang viable dan fertile (Vitasari, 2013).
Seleksi
alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di
masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan
hilangnya suatu varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi
alam bekerja efektif hanya bila populasi berisi dua atau lebih genotype, yang
mana dari varian itu ada yang akan tetap bertahan atau ada yang tereliminasi
pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan, breeder akan memilih
varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk untuk
generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber
materi dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada
varian-varian yang akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan
setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi pada lalat buah Drosophilia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai bahan mentah genetic
yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana nantinya seleksi alam
bekerja (Vitasari, 2013).
Teori pertentangan antara
para ahli
1. Lamarck versus Darwin
Menurut teori Lamarck, jika leher jerapa
terus-menerus digunakan untuk menjangkau dahan yang tinggi, maka leher itu akan
memanjang. Keturunan berikutnya memiliki leher yang lebih panjang, demikian
seterusnya. Menurut teori ini baik jerapah berleher pendek maupun berleher
panjang memiliki jumlah ruas tulang leher yang sama. Perbedaannya terletak pada
panjang pendeknya tulang leher. Sedangkan menurut teori Darwin, ada berbagai
variasi jerapah yakni jerapah berleher pendek dan jerapah berleher panjang yang
dapat menggapai daun di tempat yang tinggi. Jerapah yang berleher pendek tidak mendapat
makanan dan akhirnya akan mati. Dengan demikian jerapah yang berleher pendek
terkena seleksi alam, sedangkan jerapah yang berleher panjang tetap lestari
(Hidayat, 2010).
2. Lamarck Versus Weismann
Menurut Lamarck, lingkungan berpengaruh
terhadap makhluk hidup. Secara
alami, kondisi lingkungan senantiasa berubah. Agar tetap lestari, makhluk hidup
harus beradaptasi. Artinya makhluk hidup juga mengalami perubahan. Perubahan
tersebut diwariskan kepada keturunannya dari generasi ke generasi. Sedangkan
menurut August Weismann, perubahan jaringan tubuh karena faktor lingkungan
tidak diwariskankepada keturunannya. Perubahan yang diwariskan kepada
keturunannya adalah perubahan tingkat gen pada sel-sel germinal dan sel-sel
gamet. Jadi makhluk hidup dapat berubah jika gen sel-sel germinal dan sel gamet
yang dikandungnya mengalami perubahan. Perubahan gen akan diwariskan kepada
keturunannya. Perubahan lingkungan yang tidak mempengaruhi gen, tidak akan
berpengaruh kepada keturunannya (Hidayat, 2010).
3. Darwin Versus Weismann
Dari uraian diatas tampak bahwa Weismann
lebih cenderung kepandangan Darwin tentang seleksi alam. Evolusi menyangkut
cara pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin, dengan kata lain, evolusi adalah
gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetik (Hidayat, 2010).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Adaptasi merupakan kemampuan makhluk hidup untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, adaptasi ini bertujuan untuk
mempertahankan hidupnya.
2.
Jenis-jenis adaptasi
antara lain: Adaptasi
Morfologi, adaptasi fisiologi, adaptasi tingkah laku
3.
Sejarah seleksi alam berasal dari teori Darwin dan teori
Lamarck. persamaan dari keduanya yakni evolusi
sama-sama terjadi karena pengaruh faktor lingkungan. Sedangkan perbedaannya
adalah pada yang menyebabkan perubahan makhluk hidup, di mana lamarck
disebabkan oleh kuantitas penggunaan organ tubuh, sedangkan darwin pada seleksi
alam.
4.
Hukum seleksi alam menyatakan
bahwa makhluk-makhluk hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan kondisi
alam habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang mampu
bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu akan punah.
5.
Pengertian seleksi alam
yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak
mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang
tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan
sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
6.
Jenis-jenis dari seleksi alam antara lain: Seleksi terarah, Seleksi stabilisasi, Dan
Seleksi disruktif
7.
Contoh peristiwa
seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia di inggris. Jerapah yang
berleher panjang dengan jerapah yang berleher pendek
3.2
Saran
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik secara penulisan
maupun secara materi. Oleh karena itu, kami sangat mebgharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun agar makalah ini bisa berguna
bagi mereka yang memerlukan dan untuk masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyantini. 2008. Adaptasi
Dalam Anthropologi. http://etnobudaya.net/2008/01/28/adaptasi-dalam-anthropologi/.
(DIakses tanggal 19 Maret 2015).
Aziz, Fachroel. 2013.
GEOMAGZ “Pencaharian Mata Rantai Yang Hilang”. Jurnal Badan Geologi-Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
ISSN: 2088-7906. Vol.3 No.3. Juni.
Endah, Faqiyah. 2011. Pengertian Adaptasi.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2090615-pengertian-adaptasi/.
(DIakses tanggal 19 Maret 2015).
Hidayat, dayat. 2010. Seleksi Alam. http:\\evolusi\Seleksi alam - Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas.htm (DIakses
tanggal 24 Maret 2015).
Nusantari,
Elya. 2013. Kesalahan Memahami Mutasi Terhadap Penolakan Teori Evolusi dan
Mempersiapkan Pembelajaran Evolusi Masa Depan. Jurnal Penelitian Kependidikan. No.1. April.
Shafwan,
Ahmad. 2014. Perkembangan Organisme Ditinjau dari Evolusi Sel. Jurnal Biosains Unimed. ISSN: 2338-2562.
Vol.2 No.3. November
Sutantri. 2014. Adaptasi.
http://id.scribd.com/doc/76111234/ADAPTASI,
(DIakses tanggal 19 Maret 2015).
Swara, anjar. 2013. Seleksi Alam. http://www.academia.edu/6274831/SELEKSI_ALAM_FIX
(DIakses tanggal 20 Maret 2015).
Vitasari. 2013. Evolusi. http:\\evolusi\Teori
Evolusi Charles Darwin Tentang Seleksi Alam Dari Inggris Dgn Buku On the Origin
of Species by Means of Natural Selections
Organisasi_Org.htm (DIakses
tanggal 24 Maret 2015)
Comments
Post a Comment